Pembangunan huntara bagi pengungsi erupsi Merapi pada saat ini telah mencapai 49,5% namun demikian angka tersebut bukan berarti huntara sudah jadi dan siap dihuni namun dalam progres atau proses pembangunan yaitu penyiapan kuda-kuda dsb.

Sementara huntara yang telah dihuni yaitu total 150 huntara, yang terdiri dari 100 huntara di Plosokerep dan 50 huntara di Kuwang. Huntara yang mulai dihuni tanggal 2 Februari 2011 yaitu 149 huntara di Banjarsari dan 26 huntara di Kenthingan.  Pemindahan pengungsi dari barak ke huntara Banjarsari dan Kenthingan ini dilakukan pada  2 Februari lalu.

pemindahan pengungsi ini ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Sri Purnomo dan diberikan kepada Kepala Dusun Ngancar. Pada kesempatan tersebut bupati mengharapkan agar dalam menempati huntara ini dijalani layaknya hidup di lingkungan yang lama, juga agar dibentuk kepengurusan dalam padukuhan misalnya kelompok kamling mengingat lama tinggal di huntara ini belum bisa ditentukan hingga berapa lama.

Terkait dengan ternak yang mati, Sri Purnomo meminta agar uang di rekening masing-masing yang sudah diterima agar dibelikan sapi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. untuk itu akan disediakan kandang ternak kelompok sehingga tidak perlu membuat kandang sendiri-sendiri. Dengan kandang kelompok maka pengawasan akan lebih aman dan mudah. Disamping itu, kebersihan lingkungan akan lebih terjamin karena berada dalam satu komplek yang tentunya lebih mudah mengurusnya.

Sementara Plt. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Drs. Urip Bahagia dalam laporannya antara lain mengatakan bahwa pembangunan huntara bagi masyarakat yang rumahnya rusak berat ditargetkan sejumlah 2.613 unit yang tersebar di 2 kecamatan (Cangkringan dan Ngemplak). kawasan huntara ini juga dilengkapi dengan fasum dan fasos seperti musholla, kandang ternak, kolam ikan dan balai pertemuan. Masing-masing KK juga mendapat paket kompor dan gas 3 kg, selimut, peralatan dapur dan makan, jadup, beras, tikar dan susu.