Sabtu 15 januari 2011, jajaran Pemkab Sleman  mengadakan kunjungan kerja  dan meresmikan berbagai kegiatan pembangunan di Kecamatan Moyudan khususnya di desa Sumberarum. Bupati didampingi oleh Assekda Bidang Pembangunan dr.Sunartono.MKes serta para kepala SKPD Kabupaten Sleman. Kegiatan yang diresmikan antara lain adalah  Pembangunan jalan usaha tani yang menghubungkan antara padukuhan Karanganjir dan pedukuhan Jetis dengan panjang 950 m dan lebar 4m yang  menghabiskan dana sebesar 44.612.500. rupiah . Bantuan  berasal dari Dinas Pertanian dan kehutanan dan PNPM  sebesar 35.500.000 ribu serta swadaya  dari masyarakat sebesar 9.112.500. rupiah.

Diungkapkan oleh Semijo, selaku Ketua Panitia kelompok Tani Krido Upoyo  bahwa sebelumnya  jalan tersebut adalah  merupakan jalan setapak yang hanya bisa dilalui oleh sepeda motor dan jalan kaki serta  kurang mempunyai manfaat. Namun setelah jalan tersebut dilebarkan dapat dilalui oleh kendaraan roda empat dan manfaatnya besar sekali dirasakan oleh masyarakat sebagai sarana transportasi untuk kegiatan perekonomian. Yang menjadi kendala adalah jalan tersebut belum ditalud secara permanen sehingga badan jalan kadang mengecil karena dicangkul oleh petani yang tidak menyadari akan manfaatnya jalan tersebut.

Selanjutnya Sri Purnomo juga meresmikan pengaspalan jalan penghubung antara dusun Jitar dukuh dengan Jitar Ngemplak serta Trukan Jitar sepanjang 1200 m dengan lebar 3m dengan menelan dana sebesar 97.699.500 rupiah serta bantuan aspal sebanyak 45 drum dari Pemerinta Daerah. Dijelaskan pengaspalan tersebut  dikerjakan secara kerja bakti selama 30 hari dimulai 11 oktober baik siang maupun malam oleh masyarakat.

Kemudian rombongan diajak camat Moyudan  meninjau pelaksanaan pembuatan jalan tembus dan jembatan Gondang yang berlokasi di dusun Sermo yang direncanakan menghabiskan dana sebesar 128.000.000 rupiah.

Bupati Sleman Sri Purnomo dalam sambutannya mengungkapkan kebanggaannya karena masyarakat telah bergotong royong dan bekerja keras sehingga dapat melaksanakan pembangunan di daerahnya. Diharapkan agar hasil pembangunan itu harus dijaga dan dirawat dengan baik, karena itu adalah untuk kepentingan masyarakat itu sendiri.

Kemudian Sri Purnomo juga menjawab keluhan masyarakat  tentang masih banyaknya hama tikus yang merusak tanaman padi. Dijelaskan bahwa hama tikus akan berkurang dan lama kelamaan akan hilang apabila petani bisa memutus mata rantai perkembangan tikus dengan menggunakan pola tanam secara konsisten  yaitu padi- padi- polowijo ,namun hal itu juga tergantung dari para petani itu sendiri.

Selanjutnya Sri purnomo berharap agar petani Sleman  menjadi petani yang terintegrasi, artinya disamping sebagai petani pengolah sawah pertanian namun  juga memelihara lembu sehingga bisa terjadi perputaran penghasilan  dengan demikian akan menjaga kelestarian lingkungan karena pupuk yang digunakan adalah pupuk yang alami.