Festival kethoprak tingkat propinsi DIY bakal digelar 3 (tiga) hari berturut-turut mulai tanggal 17 -19 Desember 2010 di Gedung Societet Militer Taman Budaya Yogyakarta. Festival tersebut diikuti oleh 5 (lima) kabupaten/ kota se propinsi DIY. Dalam kesempatan tersebut kabupaten Sleman akan mengirimkan kontingen kethoprak dengan lakon “Geger Karang Sambong”. Demikian disampaikan Kepala Bidang Edy Winaryo, S.Sn, Rabu 15 Desember 2010 dikantornya

Edy menambahkan bahwa kontingen Sleman diperkuat oleh 12 (dua belas) penari dan 14 (empat belas) pengrawit. Bertindak selaku pimpinan produksi Sugiman Dwi Nurseto, sutradara Djarwo SP, pelatih Widayat BA, penata artistik Eko Ferianto S.Sn, penata busana Sri Budiyati, penata iringan Sugeng Surono. Dalam kesempatan tersebut kontingen Sleman akan tampil pada hari kedua Sabtu 18 Desember pukul 19.30 WIB.

Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman Drs. Untoro Budiharjo mengatakan bahwa penyelenggaraan festival kethoprak kali ini merupakan wahana yang positif bagi upaya pemulihan citra kepariwisataan DIY secara umum pasca erupsi Gunung Merapi. Diharapkan festival kethoprak tersebut dapat memberikan pemahaman kepada semua pihak khususnya insan budaya dan pariwisata di DIY bahwa aset budaya merupakan kekayaan lokal yang perlu terus dipertahankan. Pada tahap selanjutnya pengemasan aset budaya merupakan langkah yang perlu terus diupayakan dan dikelola secara matang sehingga menjadi atraksi yang menarik untuk mendukung kepariwisataan daerah.

Disisi lain penyelenggaraan festival kethoprak tentunya akan menciptakan suasana kompetisi yang positif bagi  kabupaten/ kota se DIY. Dalam hal ini kejuaraan bukanlah menjadi tujuan utama, yang lebih penting adalah semangat dari pelaku budaya untuk mengembangkan kreativitas dan inovasinya. Bahkan yang lebih penting lagi adalah harapan akan meningkatnya apresiasi dikalangan masyarakat terhadap aset budaya lokal yang adiluhung.

Adapun sinopsis “Geger Karang Sambong” adalah sbb: Sultan Agung Raja Mataram dalam mempersiapkan penyerangan terhadap pasukan Kompeni Belanda di Batavia, beliau menugaskan Jaka Samekta untuk membuat lumbung pangan di Kabuyutan Karang Sambong. Namun demikian warga Karang Sambong tidak semuanya mendukung pembuatan lumbung pangan tersebut.

Surakanda dan pendereknya yang berpihak kepada Kompeni Belanda berupaya dengan berbagai cara untuk menggagalkan upaya yang diemban Jaka Samekta. Akhirnya lumbung pangan yang dibuat oleh Jaka Samekta dibakar oleh antek-antek Surakanda. Namun demikian Surakanda tidak dapat mewujudkan apa yang diidam-idamkan, walaupun telah membuat geger masyarakat Kabuyutan Karang Sambong.-