Aktivitas G. Merapi 14 November 2010 pukul 00:00-18:00 WIB
I. Hasil Pemantauan
Berdasarkan pengamatan Badan Geologi yang dilakukan pukul 00:00-18:00 WIB erupsi masih berlangsung dengan intensitas yang tinggi.
Berikut disajikan rangkuman hasil pemantauan terkini, meliputi data pemantuan secara instrumental dan visual.
1. Kegempaan
Berdasarkan hasil pemantauan kegempaan diperoleh jumlah kegempaan sebagai berikut:
Jenis Gempa | 12 Nov 2010 | 13 Nov 2010 | 14 Nov 2010 |
00-24 WIB | 00-24 WIB | 00-18 WIB | |
Vulkanik | 6 | 26 | 25 |
MP | - | - | - |
LF | - | - | - |
Tremor | beruntun | beruntun | beruntun |
Guguran | 24 | 25 | 18 |
AP(Awan Panas) | 2 | - | 2 |
Tektonik | 2 | 3 | - |
2. Visual
Laporan dari petugas pengamat, cuaca cerah, sepanjang dini hingga pagi hari. Teramatisinar di puncak G. Merapi pada pukul 00:00-05:00 WIB. Dari Ketep, asap teramati berwarna coklat bertekanan lemah dengan tinggi 1000 m condong ke Barat Daya pada pukul 17:14 WIB. Suara gemuruh sudah tidak terdengar. Awanpanas muncul dua kali pada pukul 10:26-11:40 WIB dan 11:41-11:51 WIB. Teramati luncuran awanpanas 4 km dari puncak G. Merapi. Terjadi hujan abu di pos Ketep pada pukul 11:19 WIB. Dari CCTV Deles dan Kaliurang, api diam dapat teramati sepanjang dini hari dan pukul 17:55-18:00 WIB. Pukul 08:55 WIB, cuaca berkabut pekat tampak dari kedua CCTV dan sisi Utara G. Merapi. Hujan terjadi dengan intensitas sedang di Ketep pada siang hari. Dari CCTV Deles dan Museum terekam hujan lebat yang terjadi pada sore hari.
II. Awas Lahar
Secara umum, endapan lahar telah teramati di semua sungai yang berhulu di puncak G. Merapi dari arah Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, hingga Barat Laut, meliputi K. Woro, K. Gendol, K. Kuning, K. Boyong, K. Bedog, K. Krasak, K. Bebeng, K. Sat, K. Lamat, K. Senowo, K. tringsing, dan K. Apu. Pada pukul 12:28 WIB aliran lahar sampai di Rejodani. Material batuan yang mengendap masih dalam fragment kecil.
III. Sebaran Awanpanas
Berdasarkan pemeriksaan di lapangan, sebaran awanpanas terjauh dari puncak G. Merapi yang melalui alur sungai/lembah di tiap-tiap wilayah kabupaten disajikan dalam tabel sebagai berikut:
No | Kabupaten | Sungai/ Kali | Jarak Luncur Awanpanas dari Puncak G. Merapi (km) |
1 | Sleman | Gendol | 14 |
Kuning | 7 | ||
Boyong | 10 | ||
2 | Magelang | Bedog | 8,5 |
Krasak | 8 | ||
Bebeng | 11,5 | ||
Sat | 7 | ||
Lamat | 5 | ||
Senowo | 6 | ||
Trising | 3 | ||
3 | Boyolali | Apu | 4 |
4 | Klaten | Woro | 7 |
IV. Kesimpulan
1. Berdasarkan pemantauan instrumental, masih terekam gempa vulkanik, tremor vulkanik menerus dan juga masih terekam adanya awanpanas.
2. Pada saat puncak G. Merapi tidak tertutup kabut teramati asap berwarna putih hingga putih kecoklatan/kehitaman dengan tekanan berfluktuasi sedang hingga kuat. Tinggi asap berfluktuasi dari ratusan meter hingga lebih dari 1000 m. Sebaran material letusan
bergantung arah angin.
3. Jarak luncur awanpanas maksimum dari puncak G. Merapi di tiap-tiap wilayah kabupaten:
No | Kabupaten | Sungai/Kali | Jarak Luncuran Awanpanas dari Puncak G. Merapi (km) |
1 | Sleman | Gendol | 14 |
2 | Magelang | Bebeng | 11,5 |
3 | Boyolali | Apu | 4 |
4 | Klaten | Woro | 7 |
4. Berdasarkan pemantauan instrumental dan visual, aktivitas G. Merapi masih tinggi. Maka stastus aktivitas G. Merapi pada tingkat AWAS (Level 4).
5. Ancaman bahaya langsung erupsi G. Merapi berupa awanpanas dan ancaman tidak langsung berupa lahar.
V. Rekomendasi
Sehubungan masih tingginya aktivitas vulkanik G. Merapi dan status masih ditetapkan pada level Awas, maka direkomendasikan sebagai berikut:
1. Agar dilakukan penyelidikan abu gunungapi yang dapat berpotensi mengganggu jalur penerbangan dari dan ke Lapangan Udara Internasional Adisucipto di Yogyakarta.
2. Tidak ada aktivitas penduduk di sekitar alur sungai (ancaman bahaya awanpanas dan lahar) yang berhulu di G. Merapi sektor Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat dan Baratlaut meliputi, K. Woro, K. Gendol, K. Kuning, K. Boyong, K. Bedog, K. Krasak, K. Bebeng, K. Sat, K. Lamat, K. Senowo, K. Trising, dan K. Apu.
3. Ancaman bahaya erupsi G. Merapi untuk masing-masing wilayah kabupaten sebagai berikut:
No | Kabupaten | Ancaman Bahaya Erupsi G.Merapi DalamRadius Dari Puncak (km) |
1 | Sleman | 20 |
2 | Magelang | 15 |
3 | Boyolali | 10 |
4 | Klaten | 10 |
Catatan: Wilayah yang berada pada jarak 300 m dari bibir K. Krasak, Kab. Magelang dan K. Woro, Kab. Klaten, ancaman bahaya erupsi G. Merapi dalam radius 20 km dari puncak.
4. Masyarakat di sekitar G. Merapi agar senantiasa mengikuti arahan dari PemerintahKabupaten setempat dalam upaya penyelamatan diri dari ancaman bahaya erupsi G. Merapi.
5. Untuk mengantisipasi kemungkinan meluasnya kawasan landaan awanpanas, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi senantiasa berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat.
6. Masyarakat diminta tidak panik dan terpengaruh dengan isu yang beredar mengatasnamakan instansi tertentu mengenai aktivitas G. Merapi dan tetap mengikuti arahan dari pemerintah daerah setempat yang selalu berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.