Antisipasi Pemkab Tentang Rekomendasi Badan Geologi
Berdasarkan surat dari Badan Geologi Kementerian ESDM nomor 2312/45/BGL.V/2010 tanggal 4 Nopember 2010 tentang Laporan aktifitas Merapi 3 November 2010 pukul 18.00-24.00 WIB yang dimaksud dengan radius 15 km dari puncak Merapi adalah di sekitar alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi sektor selatan, tenggara dan barat daya. Alur sungai tersebut meliputi kali Boyong, Kuning, Gendol, Woro, Bebeng, Krasak dan Bedog. Sesuai surat tersebut,wilayah kabupaten Sleman, agar tetap berada di pengungsian/daerah yang aman bagi penduduk yang bermukim de desa Purwobinangun (Dusun Turgo, Kemiri dan Ngepring), desa wonokerto (dusun Tunggularum), desa Girikerto (Dusun Ngandong, Tritis dan Nganggring), Desa Hargobinangun (dusun kaliurang barat, dusun boyong, Kaliurang Timur dan Ngipik Sari), Desa Umbulharjo (Dusun Kinahrejo, Pangukrejo dan Gondang), Desa Kepuharjo (Dusun Kaliadem, Petung, Jambu dan Kopeng), Desa Glagaharjo (Dusun Kali Tengah Lor, Kali tengah Kidul, Srunen dan Singlar)
Dengan demikian berdasarkan surat tersebut sebenarnya tidak ada penambahan daerah rawan bencana. Namun kenyataan di lapangan masyarakat memiliki asumsi bahwa 15 km dari puncak Merapi adalah benar-benar 15 KM, sehingga menimbulkan kekhawatiran dan mereka yang sebenarnya tidak masuk dalam daerah rawan bencana tersebut ikut mengungsi, bahkan masyakarat di wilayah yang masuk KRB II-pun juga ikut mengungsi.
Oleh karena itu menanggapi rekomendasi Badan Geologi Kementerian ESDM tanggal 4 November 2010 tersebut, Bupati Sleman, Sri Purnomo mengatakan bahwa Pemkab Sleman telah melakukan langkah-langkah yakni dengan menyiapkan barak-barak baru di Harjobinangun, Argomulyo, Lapangan Banjarsari Glagaharjo, Lapangan Candibinangun, Lapangan Ngablak Bangunkerto. Juga telah dipersiapkan kelengkapan barak berupa pendirian tenda-tenda, MCK, hidran umum, persiapan 25 tanki air bersih yang sudah dimulai sejak Rabu 3 November 2010 malam. Selain itu juga dipersiapkan gedung-gedung sekolah di sekitar lokasi barak pengungsian yang baru. Masyarakatpun juga ikut menyatakan kesiapannya untuk menerima para pengungsi mandiri yang akan tinggal sementara di rumah-rumah penduduk. Total jumlah pengungsi per Rabu 3 November 2010 pukul 22.00 sejumlah 22.591 jiwa. Untuk wilayah Desa umbulharjo ditempatkan di Balai Desa Wukirsari 1400 orang, Barak Kiaran 400, Pondok Pesantren 260, SD Kiyaran 200 dan GOR UII 360 serta di rumah rumah person 350 dan panti social 200 orang. Untuk Desa Kepuharjo ditempatkan di Balai Desa Umbulmartani 1500, Balai Desa Wukirsari 400, Posko UII 100 dan rumah person 750. Sedangkan dari Glagaharjo ditempatkan di Balai Desa Glagaharjo dan SD Muhamadiyah Glagaharjo 2500 orang.
Dengan perpindahan para pengungsi di beberapa barak itu, maka barak-barak pengungsian yang sebelumnya digunakan para pengungsi telah dikosongkan yang meliputi Barak Kepuharjo (Pagerjurang), Barak Glagaharjo, Balai Desa Umbulharjo , SD Pandanpuro, dan Pusbang Muhammadiyah Ngipiksari.
Erupsi Merapi tanggal 3 November 2010 juga telah mengakibatkan 5 rumah terbakar di Dusun Jambu dan Batur Desa Kepuharjo. Pada tanggal 3 November juga telah terjadi banjir lahar dingin di Kali gendol, Kali Kuning dan Kali Boyong. Banjir tersebut telah merusak jaringan pipa PDAM. Dengan kondisi ini Pemkab Sleman meminta kepada masyarakat agar tidak melintas S Gendol , Boyong dan Kali Kuning.
Bupati Sleman menghimbau masyarakat untuk tidak panik dan Pemkab Sleman akan berupaya memberikan pelayanan yang baik, baik secara material maupun non material termasuk informasi. Media massa baik cetak maupun elektronik dimohon untuk ikut menenangkan masyarakat dan tidak berlebihan dalam pemberitaan terkait dengan Merapi yang mengakibatkan kepanikan masyarakat.