Kamis siang sekitar pukul 11.00 wib, juru kuci gunung Merapi yang akrab dipanggil Mbah Maridjan dikebumikan di komplak kuburan Srunen, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Mbah Maridjan dimakamkan di sisi barat kuburan kakeknya yang bernama Parto Setiko. Bersamaan saat ia dikuburkan juga dikebumikan empat keluarga Maridjan yaitu Ngudi, Nardi, Mursiam dan Nurul.

Siang itu kuburan srunen dipenuhi para pelayat yang ingin mengantarkan jasad sesepuh kinahrejo ini.Keluarga Mbah Maridjan semua hadir termasuk istrinya Ponirah, 73 tahun.  Tampak pula yang melayat adalah Abu Rizal Bakrie, Ketua Umum Partai Golkar, Sri Purnomo, Bupati Sleman, GKR Pambayun, puteri sulung Sri Sultan Hamengku Buwono X, raja Keraton Ngayogyakarta, GBPH Prambukusumo, adik Sultan dan tokoh-tokoh lainnya.

Prosesi pemakaman Mbah Maridjan dipimpin langsung oleh Bupati Sleman Sri Purnomo. Saat memimpin prosesi pemakaman Sri Purnomo menyampaikan kepada para pelayat bahwa kejadian tragis ini perlu diambil hikmahnya oleh masyarakat sehingga diharapkan tidak lagi terjadi di kemudian hari. Menurutnya kekuatan alam tidak boleh dilawan namun harus dihindari dengan cara mematuhi rambu-rambu perintah dan larangan yang sudah disampaikan oleh pemerintah. Sebelum dimakamkan dilakukan sholat jenazah yang diikuti oleh para pelayat yang hadir. Prabukusumo mewakili Keraton menyatakan penghormatan kepada Mbah Maridjan yang telah setia menjaga amanat keraton untuk menjaga budaya keraton di lereng Merapi hingga akhir hayatnya.

Sementara itu 20 orang korban erupsi Merapi lainnya dimakamkan secara masal di makam Sidorejo Umbulharjo Cangkringan.