Bupati Sleman Drs. H. Sri Purnomo, MSI, Senin pagi pukul 05.00 s/d 06.30 WIB memimpin rapat koordinasi membahas peningkatan status merapi dari Siaga ke Awas Merapi, di Posko Utama Merapi Pakem. Rapat juga dihadiri oleh Wakil Bupati Sleman, Kapolres, Dandim, Camat Pakem, Cangkringan Turi serta jajaran dinas/instansi teknis di lingkungan Pemkab Sleman. Rapat dilaksanakan sehubungan diterimanya pemberitahuan dari BPPTK mengenai peningkatan status Gunung Merapi dari siaga ke awas, 25 Okt 2010, mulai pukul 06.00 WIB. melalui surat nomor 2044/45/BGL.V/2010, tanggal 25 Oktober 2010.

Dalam kesempatan rapat ini Bupati Sleman menyatakan dengan adanya peningkatan status dari siaga ke awas akan segera dilaksanakan evakuasi terhadap warga yang berada di daerah rawan bencana III, mulai pukul 07.00 WIB. Diharapkan kepada semua pihak agar dalam pelaksanaan evakuasi tidak menimbulkan rasa kepanikan terhadap masyarakat dan dilakukan sesuai prosedur yang telah ditetapkan dan diutamakan bagi Ibu hamil, anak balita, lansia. Sementara untuk penutupan jalur meliputi Pakem yakni Pintu Gerbang Kaliurang dan Boyong, Cangkringan 3 titik, Turi 5 titik, dengan tanda-tanda larangan.

Adapun jumlah penduduk yang direncanakan untuk mengungsi wilayah Cangkringan 3668 orang, Pakem 5871 orang dan Turi 1952 orang dan telah disiapkan 7 barak pengungsian yakni Glagaharjo, Kepuharjo, Umbulharjo, Hargobinangun, Purwobinangun, Girikerto dan Wonokerto, dengan kesiapan petugas dari TAGANA dan PMI. Dalam pelaksanaan evakuasi pengungsi diprioritaskan kendaraan yang dimiliki oleh masyarakat sendiri, hal ini untuk kelancaran arus lalu lintas dijalur pengungsian dan untuk tidak menimbulkan kepanikan penduduk. Pemkab Sleman juga telah menyiapkan sarana transportasi di Wilayah Cangkringan, Desa Kepuharjo 10 truk, Umbulharjo 10 truk, Glagaharjo 7 truk, Kecamatan Turi Wonokerto 6 truk, Girikerto 6 truk, dan swadaya dari masyarakat sendiri. Diharapkan juga petugas menyiapkan sarana dan prasarana evakuasi ditiap-tiap titik kumpul menuju barak-barak pengungsian yang telah disediakan.

Dalam kesempatan ini Pemda Propinsi DIY menyatakan kesiapannya untuk membantu logistik 10 ton beras, sarden, mie instan, minyak goreng, peralatan dapur umum serta petugasnya.

Diingatkan dalam pengelolaan logistik maupun semua pengeluaran dan bantuan dicatat dan melalui satu pintu agar tertib dan tidak menimbulkan masalah dikemudian hari, semetara untuk para relawan juga diharapkan dapat melaporkan keberadaannya melalui Dinas Nakersos.

Sementara itu kegiatan belajar mengajar untuk sementara dipulangkan agar tidak menimbulkan kepanikan siswa para guru yang memberitahukan, untuk selanjutnya ikut ke pengungsian dan mulai Selasa, 26 Oktober 2010. Menurut Kepala Dinas Pendidikan Sleman, Dra. Suyamsih, MPd. Untuk pelaksanaan pembelajaran dilakukan ditempat yang sudah ditunjuk, ke sekolah terdekat di daerah aman, Bagi sekolah yang tidak dapat menampung akan dilakukan dengan cara sift pagi siang atau disediakan tenda diluar sekolah. Dan untuk TK yang berada di Girikerto dan Wonokerta sejumlah 85 anak pindah di Balai Desa masing-masing. Sementara untuk jumlah siswa SD Turi 691 anak, Cangkringan 345 anak, Pakem 515 anak .

Dalam kesempatan ini Kapolres Sleman mengharapkan masyarakat tetap waspada jangan sampai situasi ini dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggungjawab, dan aparat terkait dan tibmas setempat juga diharapkan kewaspadaannya.