Cangkringan sebagai wilayah resapan air dan penyuplai air perlu dipertahankan, meskipun secara tidak langsung menikmatinya, karena wilayah yang ada dibawahlah yang akan menikmatinya. Sebagai daerah resapan penghijauan mutlak diperlukan dan terus dilakukan agar ekosistem tetap terjaga baik. Hal tersebut disampaikan bupati Sleman Drs. Sri Purnomo saat memberi sambutan pada Tarling di Masjid Nurul Hasanah Kiyaaran Wukirsari Cangkringan Senin 6 September 2010 .  Lebih lanjut disampaikan bahwa meskipun cangkringan merupakan penghasil pasir yang berkualitas super, namun harus diingat bahwa kelestarian lingkungan harus selalu dijaga dan dilestarikan. Jangan sampai karena kualitas pasirnya super terus dijual dan digali tanpa terkendali meskipun akan menghasilkan keuntungan yang sangat besar. Kelestarian lingkungan harus selalu diperhatikan, karena tanpa memperhatikan hal tersebut anak cucu nanti yang akan dirugikan. Padahal tanah dan kekayaan untuk anak cucu kita. Kalau kekayaan tersebut kita habiskan sekarang maka anak cucu kita tidak akan kebagian, tamba Sri Purnomo. Penambangan pasir memang tidak dilarang asalkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, tentunya harus memperhatikan kaedah lingkungan hidup. Menyinggung banyak korban akiban penambangan, Sri Purnomo meminta agar keselamatan kerja harus selalu diperhatikan, jangan sampai terjadi korban lagi, karena sampai saat ini telah banyak korban akiobat penambangan pasir. Dengan banyaknya korban akibat penambangan pasir, itu merupakan peringatan bagi kita semua untuk lebih berhati-hati.

Kepada tokoh masyarakat khususnya di Cangkringan Sri Purnomo minta agar  kalau ada penambang pasir yang tidah memperhatikan lingkungan agar memperingatkannya, bahkan kalau akan menimbulkan kerusakan lingkungan agar diperingatkan. Meskipun hasil dari penambangan pasir hasilnya luar biasa, tapi harus DUGO-DUGO tidak kemaruk kaarena hasilnya banyak. Yang jelas dengan adanya penambangan pasir jangan sampai menimbulkan kerusakan lingkungan, justru diharapkan adanya penambangan pasir kondisi lingkungan akan lebih baik, dengan kata lain reklamasi dan penataan lingkungan mutlak dilakukan. Yang tidak kalah penting dan harus diperhatikan bahwa dengan banyaknya penambangan pasir juga akan menimbulkan kerusakan jalan, untuk itulah kalau muat pasir harus sesuai dengan ketentuan jumlahnya/tonasenya jangan sampai dalam memuat pasir melebihi tonase/berat yang telah ditentukan atau harus sesuai dengan kendaraan yang digunakan, agar kerusakan jalan tidak lebih parah lagi. Karena kalau pemkab dibebani membangun jalan terus anggarannya terbatas, dan untuk perawatan jalan dilakukan bersama dengan masyarakat, karena swadaya daari masyarakatlah yang lebih besar.

Hadir dalam kesempatan tersebut disamping bupati Sleman antara lain wakil bupati Sleman Hj. Yuni Satia Rahayu, SS.M.Hum, koordinator Tarling kelompok I Ir. Sutrisno, MES, Kepala DPKKD Samsidi, SE dll. Dalam kesempatan tersebut diserahkan pula bantuan dari pemkab Sleman yang terdiri antara lain dari APBD, dana Baz, dari Kecamatan dll dan Infaq jamaah Tarling yang jumlahnya  Rp.8.890.000,- dan 10 kitab Suci AlQuran yang diserahkan oleh bupati Sleman dan diterima Takmir Masjid Nurul Hasanah Dibyo Suwignyo. Sedangkan Jadiyo, S,Ag dalam ceramahnya aantara lain mengatakan bahwa orang yang paling baik yang memenuhi 5 perkara yaitu : taat pada Tuhan yang selalu menjalankan perintah-perintahnya yaitu sholat 5 waktu berjamaah, baik dengan yang memberi hidup yaitu orang tua, baik kepada saudara terutama saudara tua, baik kepada sesama/tetangga dan  baik dengan sarana hidup.