Pantang Tidur di Kasur, Tradisi Turun-temurun Yang Masih Bertahan. Tak Patuh, Didatangi Ular Tiap Jumat

Orang tidur, biasanya memakai kasur sebagai alas agar tidur terasa nyaman dan nyenyak. Tapi ini tak berlaku bagi warga Kasuran Wetan dan Kasuran Kulon, Margomulyo serta warga Kasuran Margodadi, Seyegan, Sleman. Bagi mereka, tidur di kasur adalah pantangan.

ANNISA ANDRIANI, Sleman

TRADISI pantang tidur di kasur ini sudah berlangsung turun-temurun dari leluhur setempat. Dari cerita warga, dahulu kala, leluhur mereka Kiai Kasur dan Nyai Kasur pantang tidur di kasur selama taraf hidup belum makmur. Tradisi ini diikuti warga setempat sejak saat itu. Jika dilanggar, mereka percaya hal ini akan menimbulkan musibah berupa sakit atau mengalami peristiwa aneh.

”Dulu tahun 1972 pernah terjadi peristiwa aneh. Ada seorang warga pendatang yang bertugas di KUA pindah ke sini dan menyewa sebuah rumah. Dia tidur menggunakan kasur. Dan setiap Jumat, di atas kasur miliknya itu dijumpai seekor ular melingkar,” ungkap Kadus Kasuran Wetan Noor Sidiq.

Karena peristiwa itu selalu berulang, lanjut dia, warga pendatang tersebut lantas menceritakan perihal ular di kasur itu kepada warga setempat. Lalu warga memberi tahu tradisi pantang tidur di atas kasur. Sejak itu pula petugas KUA itu membuang kasurnya dan tak lagi tidur menggunakan kasur. Percaya tak percaya, sejak itu tak lagi ada ular di atas kasurnya yang biasa datang setiap Jumat.

Cerita lain mengenai kepercayaan warga ini kembali terjadi pada 1986. Saat itu ada seorang petugas Brimob yang pindah tugas ke wilayah Kasuran. Saat pindahan, ia dan keluarganya membawa semua peralatan rumah tangga dari rumah sebelumnya, termasuk kasur tentunya. Karena tak tahu, kasur pun ia pakai untuk tidur. Tak berapa lama setelah itu ia mengalami sakit keras, hingga warga sempat akan memberikan bacaan Yasin secara bersama-sama untuk kesembuhannya.

Namun ada warga yang menyadari bahwa petugas Brimob itu masih menggunakan kasur. Lantas warga kembali memberitahu perihal pantangan itu. Setelah tak lagi tidur dengan kasur, petugas Brimob itu sembuh, bahkan cepat kembali pulih dan bisa kembali berjalan.

Cerita mengenai asal-usul pantangan berkasur ini sebenarnya bermula dari perbedaan pendapat antara Kiai Kasur dan Nyai Kasur ratusan tahun lalu. Keduanya adalah suami istri yang berpisah karena sang suami ingin ikut Pangeran Diponegoro, sementara si istri menolak ikut.

Saat berpisah, mereka membuat perjanjian. Perjanjian itu di antaranya warga Kasuran tak boleh ada yang tidur di atas kasur. Warga Kasuran Wetan dan Kasuran Kulon tak ada yang boleh menikah atau besanan. Kasuran Kulon merupakan tempat tinggal Nyai Kasur dan Kasuran Wetan menjadi tempa tinggal Kiai Kasur. Tradisi pantang tidur di atas kasur pun ditaati warga hingga kini.

Tapi seiring berjalannya waktu, Warga Kasuran Wetan mulai tidur menggunakan alas spon. Ini dilakukan untuk mendapatkan kualitas tidur yang nyaman. Meski sudah hampir 90 persen warga tidur menggunakan spon, masih ada satu dua warga yang tidur dengan tetap menggunakan tikar.

”Ada 985 warga dengan jumlah KK sebanyak 348 di sini. Sekarang 90 persennya sudah tidur menggunakan spon,” imbuh Sidiq.

Menurutnya, warga sudah mulai menggunakan spon sejak tahun 1980-an. Hal ini bukan untuk mengakali tradisi, melainkan demi kenyamanan tidur.

Berbeda dengan warga di Kasuran Kulon. Sebanyak 608 warga dari 150 KK di sana, 90 persennya justru masih tidur menggunakan tikar. ”Walaupun masih banyak yang tidur dengan tikar, tak banyak warga sini yang mengalami sakit seperti sesak nafas atau penyakit lainnya akibat tidur tanpa alas,” terang Wartilah, warga Kasuran Kulon.

Noor Sidiq menambahkan, sebenarnya warga Kasuran bisa saja idur dengan menggunakan kasur. Hanya, harus melalui tradisi ruwatan terlebih dahulu. ”Ruwatan itu harus dilakukan seluruh warga secara kompak dan bersama-sama. Tapi karena masih banyak warga yang ingin mengikuti tradisi tidur tanpa kasur, jadi ruwatan ini tak pernah dilakukan,” tandasnya.

Sumber RadarJogja – http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=173417