Gubernur DIY : Penyusunan APBD Disinkronkan Agar Efektif & Efisien
Gubernur DIY Sri Sultan HB X didampingi oleh Assek I Afif Agus Rayanto dan Assek II, dr Andung Prihadi S beserta jajaran Dinas Instansi di Propinsi DIY mengadakan Rapat Kerja dengan Bupati Sleman, Ketua DPRD, beserta jajaran Eksekutif, Senin, 2 Agustus 2010 di Aula lantai III Pemkab Sleman.
Dalam paparannya di depan Gubernur Wabup Sleman Drs. H. Sri Purnomo, MSI menyampaikan prioritas pembangunan Kabupaten Sleman tahun 2011 yakni peningkatan dan penatan Jalan Inspeksi Selokan Mataram dibutuhkan dana sebesar 76,7 m, untuk tahun 2010 anggaran dari Pemkab Sleman 5 M untuk peningkatan jalan sisi Selatan Seturan – Nologaten dan untuk tahun 2011 dianggarkan 1 m dan tahun 2012 sebesar 2 m, sementara anggaran dari Propinsi DIY untuk tahun 2011 sebesar 47,6 M, dan untuk tahun 2013 sebesar 21,1 m. Untuk pembangunan kawasan terpadu Embung Tambakboyo, Candi Gebang dan Stadion Maguwoharjo dana yang dibutuhkan sebesar 57 m, untuk tahun 2011 dari APBD Propinsi 1 m, sementara untuk tahun 2012 APBD Kabupaten Sleman 7 M, dan untuk tahun 2013 APBD/swasta 15 m, APBD Propinsi/APBN 34 m. Sementara untuk Pembangunan Fly Over Jombor dibutuhkan dana sebesar 34 M untuk pembebasan tanah tahun 2010/2011 dengan dana APBD Kabupaten, Propinsi dan APBN. Sementara untuk pengembangan Kawasan Museum Gunungapi Merapi sebagai area rekreasi dan edukasi dana sampai dengan 2009 mencapai 53,1 M dengan dana APBD Kabupaten/Propinsi dan APBN, dengan sarana pendukung agrowisata, taman lalulintas, camping ground dan outbound, taman KEHATI, cottage/penmdukung ekonomi, pengembangan wisata tematik dan prasarana dasar. Juga disampaikan usulan Embung Sukoharjo dan Embung Candi sebesar 7,5 m, Sementara masalah ketahanan pangan dengan usulan anggaran ke Propinsi untuk 2011 sebesar 6,6 m. pembangunan saluran irigasi, pendidikan dan kesehatan. Sementara untuk tahun 2011 Sleman juga ditunjuk sebagai tuan rumah Porprov DIY dengan usulan anggran ke Propinsi sebesar 20,9 m.
Dalam kesempatan ini Gubernur DIY menyampaikan kunjungan ini untuk mempersamakan persepsi dalam pembangunan di Yogyakarta ada prinsip pendekatan/kesepakatan yang selama ini tema tema pembangunan berbeda disinkronkan karena APBD Propinsi adalah untuk masyarakat di kab /kota.
Gubernur berpesan agar dalam menyusun APBD antara Propinsi dan Kabupaten/Kota disinkronkan untuk efektif dan efisien, dalam membuat program didiskusikan dengan DPRD agar bisa sinergis. Yang penting menurut Gubernur sinergi bisa membangun bersama dan bunyi produk bisa lebih berkualitas, efektif dan efisien. Diakui program APBD di DIY sulit untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar di atas 5 % untuk itu perlu investasi masuk Rp 9,6 T. Selama itu tidak bisa masuk kalau hanya mengandalkan APBD sulit bisa mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 5 %. Yang perlu dipertanyakan apakah SKPD dalam menyusun APBD sudah punya program pertumbuhan ekonomi wilayah, maka secara prinsip tetap akan diperlukan sharing dengan kab/kota, sehingga terlihat dalam penganggaran APBD kab /kota. Kalau diperlukan sharing jangan sampai kab/kota sudah ditetapkan baru masuk ke propinsi, sehingga terpaksa APBD kab/kota diubah. Maka harus dicari solusi bisakah APBD kab /kota dikirim ke propinsi untuk direkomendasi, sebelum ditetapkan bersama DPRD. Karena sangat berat kalau tidak ada konsultasi kemudian harus dirubah lagi. Makanya sebelum sidang pleno memutuskan agar Eksekutif dan Legislatif konsultasi ke propinsi sehingga nantinya tidak terjadi perubahan-perubahan mendasar, sehingga nantinya tinggal administrasinya saja. Untuk jangan sampai menganulir keputusan yang sudah diputus kab/kota proses sharing menjadi fakor utama, bukan hanya masalah besar kecilnya anggaran .
Gubernur juga menyampaikan perlunya sharing karena kemungkinan tidak mungkin lagi untuk mengganggarkan yang sudah ada kewenangan di kab/kota karena keterbatasan dana. yang selama ini ada beberapa materi yang sebenarnya kewenangan kab/kota tetapi dikerjakan propinsi tanpa ada sharing dengan kab/kota, Adanya keterbatasan anggaran maka prioritas perlu dikerjakan.. Menyinggung masalah pembangunan Selokan Mataram menjadi prioritas karena makin siang Ring Road makin padat demikian pula Jalan Solo. Untuk itu perlu ada jalan tengah yang tembus ke jalan Magelang. Sementara ituPropinsi dan Kabupaten harus membenahi investasi untuk jalan tembus ke kota dan ke ke Ring Road. Prioritas ini harus disepakati kapan selesainya, sehingga jelas dalam penganggarannya.
Candi Gebang dan Tambak Boyo menjadi kawasan baru, untuk mengurangi kepadatan di Tengah, demikian pula kawasan Barat dan Timur jadi kawasan baru yang bisa ditolerifr untuk tumbuh yang tidak mengganggu lingkungan, Karena 10 sampai 15 tahun lagi penduduk Yogya mencapai 7 juta sehingga dtanah sempit jadi beton semua dan apa yang terjadi air makin susah, Untuk itu perlu dengan efektif dan efisien mengatur bagaiman kalau penduduk Yogya tambah 2 kali dan kita harus menjamin tinggal di Yogya lebih nyaman.
Gubernur berharap bagaimana mendesian masalah itu jangan sampai jadi masalah air kurang lahan makin kurang, lingkungan makin kumuh maka kewajiban kita bagaimana mendesain tidak hanya bicara pertumbuhan tetapi bagaimana bisa menarik penghuni baru tidak mengumpul ditengah tetapi punya kesediaan mengembangkan potensi di wilayah baru, ada pemukiman baru yang sudah diatur dari awal dengan baik. Mengenai pembangunan Fly Over Jombor juga tuntutan perkembangn masarakat yang tumbuh.
Gubernur juga mengungkapkan dilemma yang muncil yakni karena makin banyak orang yang sejahtera maka investasinya makin besar, karena makin sedikit orang miskin dianggap daerah mandiri padahal investasi makin besar. Kebijakan DAU jadi berkurang hal ini menjadi fakta. Untuk itu perlukan lagi bagimana daerah bisa bicara efektif dan efiesen dalam pengelolaan anggaran.
Bicara masalah Kesehatan perlu ada jaminan kesehatan semesta bagi masyarakat Yogyakarta, bagi rakyat miskin bebas biaya tetapi bagi yang sudah mampu bisa dikenai biaya. Dengan asuransi terpusat bisa menikmati jaminan kesehatan pada waktu sakit. . Masalah BOS yang penting sharing dibangun bersama antara kab dan propinsi prinsip tidak akan merubah angka yang penting bentuk sharing menjadi kekuatan untuk punya peluang invetasi untuk mem back up lebih kuat prioritas uang memungkinkan investasi swasta masuk untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi lebih dari 5 %.
Dan yang terakhir Gubernur berharap bagaimana kebersamaan dibangun dengan komunikasi yang baik, sinergis untuk kepentingan masyarakat di Yogyakarta.