21
Mar
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo resmi membuka kegiatan Festival Gateball di Lapangan Pemda Sleman, Minggu (20/3). Pembukaan festival ini dilakukan secara simbolis oleh Bupati Sleman yang ditandai dengan pemukulan bola.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Sleman ini merupakan puncak dari rangkaian peringatan HUT BNN RI ke-20.
Kepala BNNK Sleman, Siti Alfiah mengatakan pada peringatan Hut BNN RI, pihaknya mengajak masyarakat Sleman berpartisipasi dengan menyelenggarakan festival tersebut.“Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi media bagi generasi muda untuk mengembangkan bakat dan menyalurkan kemampuannya, sehingga bisa menjadi pribadi yang tangguh dan jauh dari penyalahgunaan narkotika khususnya di wilayah Kabupaten Sleman.” jelasnya
Kegiatan Festival Gateball ini diikuti oleh 8 club senior, 6 club junior, dan 10 sekolah tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di wilayah Kabupaten Sleman.
Pada kegiatan tersebut, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menyampaikan penyelenggaraan festival gateball dalam memperingati HUT BNN RI merupakan wadah kegiatan positif bagi generasi muda dalam mengalurkan energinya. “Kegiatan ini (festival gateball) menjadi salah satu sarana bagi generasi muda untuk menyalurkan energinya dalam hal positif sehingga terjauh dari hal-hal negatif,” katanya.
Lebih lanjut, Kustini juga menyampaikan apresiasi, serta menyambut baik langkah BNNK Sleman yang menjadikan gateball sebagai olahraga pengisi rangkaian Hut BNN RI. Dia menilai kegiatan tersebut tidak hanya memberi ruang berkegiatan positif bagi generasi muda, tetapi juga memperkenalkan keberadaan olahraga gateball kepada masyarakat luas maupun warga Sleman. “Olahraga gateball merupakan olahraga yang bersifat barrier-free sport atau olahraga tanpa batas, yang cocok untuk dimainkan oleh segala usia. Mulai dari anak kecil, remaja, hingga orang tua. Dalam situasi masih pandemi COVID-19 seperti sekarang ini, olahraga gateball ini cocok untuk dimainkan. Mengingat dalam olahraga gateball ini setiap pemain hanya memegang tongkat atau stik sendiri dan memainkan satu bola saja.
Selain itu juga ada upaya menjaga jaraknya, yakni sesudah mukul bola, kita dapat saling menjaga jarak berjauhan.” jelasnya. Selain itu, dalam kegiatan peringatan ini Kustini Sri Purnomo juga menyampaikan apresiasinya terhadap BNNK Sleman yang terus melakukan sosialisasi pencegahan penyalahgunaan narkoba pada generasi muda salah satunya dengan melakukan kolaborasi – kolaborasi dengan berbagai pihak, serta menyelenggarakan berbagai kegiatan yang banyak melibatkan generasi muda.
20
Mar
Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa membuka secara resmi gelaran Festival Van Der Wijck Tahun 2022 yang berlangsung di Padukuhan Tangisan, Kalurahan Banyurejo, Kapanewon Tempel, Sabtu (19/3).
Pembukaan tersebut ditandai dengan pemukulan bonang gamelan oleh Wakil Bupati Sleman bersama dengan Gusti Kanjeng Ratu Bendara selaku ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah DIY, Ketua DPRD Kabupaten Sleman dan Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman. Gelaran festival ini menjadi kegiatan pertama tahun 2022 di Kabupaten Sleman yang mengkolaborasikan antara pariwisata, budaya, religi dan perekonomian.
“Festival ini merupakan bentuk peran serta masyarakat Kabupaten Sleman dalam memeriahkan peringatan Jumeneng Tinggalan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X. Kami berharap Festival Van der Wijck dapat menjadi pemicu bangkitnya pariwisata dan perekonomian di Kabupaten Sleman,” jelas Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa.
Lebih lanjut Danang menyebut kegiatan festival ini juga sebagai bukti nyata dari rasa kepedulian dan cinta kita yang tinggi terhadap keberadaan bangunan bersejarah dan upaya untuk melestarikan warisan budaya yang ada di masyarakat.
Kegiatan yang berlangsung di tepi Selokan Van Der Wijck ini diisi dengan berbagai rangkaian yang dimulai pada hadir Jum’at (18/3) lalu. Adapun rangkaian acara dalam festival ini antara lain umbul donga, gelar selawat pitutur, Van Der Wijck Walk, kirab adat memetri Buk Renteng dan upacara pembukaan festival.
Seluruh rangkaian tersebut, dinilai Danang sebagai sebuah kolaborasi yang sangat baik sehingga diharapkan menjadi event tahunan yang diselengarakan di Sleman. “Kedepan, event ini bisa kita promosikan tidak hanya untuk masyarakat lokal saja, tetapi juga nasional bahkan internasional karna sangat bernilai,” ujar Danang.
Pada kesempatan tersebut Wakil Bupati Sleman bersama dengan Gusti Kanjeng Ratu Bendara, Ketua DPRD Kabupaten Sleman dan Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman berkesempatan mengunjungi seluruh stand UMKM yang juga ikut serta dalam memeriahkan pagelaran festival Festival Van Der Wijck.
19
Mar
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, kembali melakukan pengukuhan pengurus Jaringan Petani Milenial tingkat UPTD BP4 wilayah III, Jumat (18/3). Kali ini, pengukuhan dilakukan di Dusun Batang Cilik, Kalurahan Tambakrejo, Kapanewon Tempel. Pada acara yang diinisiasi oleh Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan tersebut Bupati Sleman juga sekaligus melakukan panen cabai di lahan seluas 6.000 meter persegi milik Yunanto Setiawan salah satu petani milenial.
Bupati Sleman, Kustini menuturkan Petani Milenial di Sleman terus menjadi program yang digalakkannya. Selain untuk memastikan keberlangsungan regenerasi petani, juga untuk meningkatkan kualitas pertanian. “Petani milenial adalah motor utama bersama petani kolonial pertanian saat ini maupun di masa mendatang. Karena mereka memiliki lebih banyak inovasi, gagasan dan kreatifitas yang lebih. Sehingga energi besar ini yang terus akan kita kawal,” ungkap Kustini.
Dalam kesempatan tersebut juga Kustini meminta agar para petanial milenial di Sleman untuk berani mengambil resiko. Dia mencontohkan salah seorang petani cabai bernama Yunanto yang berani menanam cabai pada saat musim penghujan, namun mampu mendapatkan hasil panen yang besar.
Langkah tersebut diakui Kustini merupakan contoh petani yang berani mengambil resiko dengan berlandaskan ilmu-ilmu pengetahuan sehingga dapat menghasilkan hal-hal baru. “Mas Yunanto ini contoh, petani yang berani mengambil resiko dan alhamdulilah hasil panennya di musim yang tidak bisa nanam cabai, dapat hasil yang melimpah,” terang Kustini.
Kustini menyebut dirinya selalu menekankan dalam setiap kesempatan bahwa harus berani ambil resiko (bertani cabai) namun tetap mempelajari ilmunya dan manajemennya. Sementara itu, pemilik lahan cabai, Yunan Setiawan mengaku belajar dari petani-petani lain saat menanam di luar musim. “Kalau di luar musim itu banyak kendalanya. Ya pinter-pinternya kita belajar dari petani lain. Saya juga belajar dari media sosial juga kan banyak ilmunya,” tambah Yunan. Yunan mengaku awalnya hanya coba-coba saat ingin mengikuti jejak ayahnya sebagai petani. Namun, seiring berjalan waktu, dirinya mengaku menikmari profesi yang digelutinya saat ini dan belajar banyak hal. “Ya kalau tidak spekulasi, kita hanya akan begini-begini saja. Dan tentu saja, kita harus banyak belajar dari petani senior yang sudah kenyang pengalaman,” pungkas Yunan