Arsip Kategori: Berita

25
Oct

Bregada Prajurit Purbaya Raih Dua Penghargaan Di TMII

Bregada prajurit Purbaya asal Sendangtirto Berbah Sleman yang mewakili Propinsi DIY dalam Karnaval Keprajuritan Nusantara tahun 2011 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Minggu 23 Oktober 2011 kemarin meraih dua penghargaan sekaligus. Penghargaan tersebut atas keberhasilannya meraih sebagai penyaji unggulan dan penyaji arak-arakan terbaik. Demikian disampaikan Kepala Bidang Peninggalan Budaya dan Nilai Tradisi Disbudpar Sleman Aji Wulantara, SH, Senin 24 Oktober 2011.

Aji menambahkan bahwa Bregada Purbaya yang beranggotakan 68 orang prajurit telah menyajikan penampilan yang bagus dan memperoleh apresiasi yang luar biasa dari pengunjung. Selain melakukan karnaval prajurit Bregada a juga menampilkan fragmen dengan judul “Darmaning Satria Utama” di Plaza Tugu Api Pancasila TMII Jakarta..

Penghargaan sebagai penyaji unggulan memperoleh tropi dari direktur utama TMII dan sebagai penyaji arak-arakan terbaik memperoleh tropi dari Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga RI.

Dikatakan bahwa pihaknya bersyukur atas keberhasilan kontingen DIY tersebut yang merupakan keberhasilan tim secara kolektif, bukan keberhasilan orang per orang. Sudah barang tentu kerja keras dan dedikasi dari personil bregada prajurit Purbaya merupakan hal yang sangat positif dan perlu dipertahankan di masa mendatang. Oleh karenanya pihaknya memberikan apresiasi yang tinggi terhadap kerjasama dan kebersamaan yang telah menghantarkan pada kejuaraan.

Tim produksi Bregada Purbaya terdiri atas sutradara dan penata tari Agus Sukina, S.Sn, penata iringan Agus Marwanto, penata busana Retno Mursilah. Sedangkan tokoh Pangeran Purbaya diperankan Damar Kasiadi, Jan Pieter Zoon Coen  oleh Johan, dan Tumenggung Sura Agul-Agul oleh Surono.

Fragmen tersebut menggambarkan suasana perjuangan dan kejuangan semasa kolonial Belanda. Pada masa kerajaan Mataram, tanah Jawa Dwipa yang gemah ripah loh jinawi, tersebutlah Pangeran Purbaya atau Purbaya II putra dari Jaka Umbaran, yaitu cucu dari Panembahan Senopati dengan Putri Nggiring Niken Purwasari yang bergelar Ratu Lembayung. Beliau juga disebut Panembahan Purbaya yang mengalami hidup tiga masa pemerintahan raja-raja Mataram, diantaranya Sultan Agung Hanyokrokusumo, Sultan Amangkurat Agung dan Sunan Amangkurat Amral.

Pada masa penjajahan Kompeni Belanda tahun 1628-1629 terjadilah pergolakan batin dalam hati Pangeran Purbaya yang melihat ketidakadilan Kompeni Belanda pimpinan oleh Jan Pieter Zoon Coen. Jan Pieter Zoon Coen dengan berbagai tipu muslihat berusaha memperdaya Pangeran Purbaya, namun Pangeran Purbaya tidak terpedaya.

Pangeran Purbaya memanggil Tumenggung Sura Agul-Agul, untuk membentuk pasukan antara lain prajurit putri yang diberi nama “Bregada Prajurit Langen Kusuma”, bekerjasama dengan pemimpin prajurit yang lain yaitu Tumenggung Bahu Rekso dan Tumenggung Singo Ranu untuk menyerang pertahanan penjajah. Tumenggung Sura Agul-Agul merasa bangga karena merasa diberi kehormatan untuk memimpin prajurit Mataram.

Prajurit Mataram yang dipimpin oleh Tumenggung Sura Agul-Agul melakukan persiapan dan latihan perang dengan penuh semangat supaya dapat segera mengusir penjajah dari Tanah Jawa. Bregada prajurit Langen Kesuma tidak kalah semangatnya untuk berlatih perang dalam tekad melawan penjajahan Kompeni Belanda, belajar ketangkasan untuk menguasai senjata panah.

Dilain pihak, prajurit Belanda berlatih baris berbaris dan berlatih menembak dengan senjata senapan laras panjang, untuk sewaktu-waktu terjadi peperangan yang tidak dapat dihindarkan bersama Jan Pieter Zoon Coen.

Pertempuran sengit pecah antara barisan Prajurit Mataram melawan pasukan Kompeni Belanda. Semua senjata tradisional Mataram dikeluarkan tombak, pedang, keris, cundrik, panah, hingga membuat barisan pasukan Kompeni Belanda kewalahan.

Pimpinan pasukan Belanda Jan Pieter Zoon Coen tidak mau ketinggalan untuk menerjang lawan dan berhadapan langsung dengan Tumenggung Sura Agul-Agul. Namun Pangeran Purbaya tidak tinggal diam, beliau segera membantu hingga Pasukan Mataram berhasil melawan Kompeni Belanda dan mengalahkan Jan Pieter Zoon Coen. Kemenangan dan kepahlawanan Pangeran Purbaya menghalau penjajah diakui oleh seluruh masyarakat Jawa Dwipa dan seluruh negeri tercinta.

19
Oct

Hari Pangan Sedunia Diperingati Dengan Berbagai Lomba

Untuk membangun rumah dengan tanah yang terbatas tidak boleh semuanya dipenuhi bangunan, harus ada lahan terbuka untuk tanaman penghijauan. Paling tidak 40-45% untuk lahan penghijauan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kesehatan, oksigen. Dengan sebagian lahan terbuka tersebut dapat dimanfaatkan sebagai tanaman produktif sebagai tambaahan penghasilan keluarga. Hal tersebut disampaikan Bupati Sleman dalam sambutan pada acara Peringatan Hari Pangan sedunia di halaman Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman, Rabu 19 Oktober 2011. Lebih lanjut disampaikan bahwa hampir semua tanaman dapat dimanfaatkan, ambil contoh tanaman Pisang semuanya bisa dimanfaatkan dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Dari daunnya, pelepahnya,  bunga dan bonggolnyapun bisa dimanfaatkan dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Bonggolnya saja bisa dimasak menjadi makanan ringan bahkan bisa dimasak menjadi Gudeg dan ternyata setelah diolah ternyata rasanya sangat enak dan lezat. Hanya saja memang belum semua masyarakat memanfaatkan hal tersebut. Lebih lanjut disampaikan bahwa masakan dari peserta lomba ternyata hampir semuanya enak, dan itu perlu ditingkatkan dan akan lebih baik kalau diberi label agar lebih diukenal oleh pihak luar. Kalau masyarakat luar Sleman mengetahui bahwa masakan dan olahan dari Sleman ternyata enak, maka bukan tidak mungkin mereka akan memesan masakan olahan dari sleman. Untuk itu bupati berharap agar masyarakat Sleman tidak malu bahkan harus bangga dengan produknya sendiri.


Dalam kesempatan tersebut Bupati Sleman juga meninjau pameran dan Bazar, serta meninjau hasil lomba masakan dan menyempatkan diri untuk mencicipi hasil olahan masyarakat Sleman.


Sedangkan Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan kehutanan kabupaten Sleman Ir. S. Riyadi Martoyo, MM dalam kesempatan tersebut melaporkan bahwa tujuan Peringatan Hari Pangan sedunia tersebut dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengembangan pangan lokal sebagai pangan alternatif. Juga untuk menggali kreatifitas masyarakat dalam mengolah pangan lokal, olahan ikan, olahan kelinci, kemasan telur asin, dan olahan berbahan baku pisang (bonggol hingga buah). Meningkatkan akses pangan masyarakat dan menjaga stabilitas harga pangan melalui pekarangan sendiri.


Sedangkan jenis kegiatan dalam peringatan Hari Pangan Sedunia tersebut antara lain sarasehan dengan nara sumber dari  Sekolah tinggi Penyuluh Pertanian Magelang, Pameran /Bazar yang diikuti 11 asosiasi, juga beraneka lomba. Untuk lomba diversifikasi pengolaahan hasil pertanian non beras  non terigu (olahan abasah) juara I berhasil diraih PKK kecamatan Mlati dengan peserta Mimi Heryanti dengan nama olahan Lapis Jagung, sedang jenis olahan kering juara I  PKK kecamatan Berbah dengan peserta Wuri Winarti dengan nama olahan Pisang Gulung Renyah Manis. Lomba desain packing telur asin diraih oleh Dwiyanto dari kecamatan Minggir. Lomba pengolahan daging kelinci  diraih oleh Kecamatan Ngemplak. Dalam evaluasi lembaga distribusi pangan masyarakat Gapoktan Ngudi Kamulyan Sindumartani Ngemplak menjadi juara I. Lomba masakan Ikan diraih kecamatan Ngemplak. Lomba kudapan ikan diraih kecamatan Prambanan.. Masing-masing juara tersebut mendapat hadian berupa uang pembinaan juga piala yang diserahkan oleh Bupati Sleman.


Dalam kesempatan tersebut dilantik pula Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) Kabupaten Sleman oleh kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman. Sedang susunan kepengurusan LDPM kabupaten Sleman Ketua I  : Sumono, Ketua II : Ngadiran, Sekretaris I : Eko Endarto , Sekretaris II  : Lomari Suroso Harjo, Bendahara I : Sri Ayem bendahara II : Yuniawan Eko Putro, Seksi humas Sleman Barat  : Adik Priyo Prabowo, Seksi Humas Sleman Tengah : Jamaludin dan Seksi Humas Sleman Timur : Joko Purnomo.

18
Oct

Sleman Selenggarakan Forum Komunikasi Muspida dan Tokoh Agama

Keamanan bukan hanya menjadi tanggung jawab negara saja, tetapi masyarakat juga diharapkan melakukan peran penting di dalamnya, sehingga masalah yang dihadapi dapaat direspon dan ditanggulangi lebih cepat dan tepat. Bahkan lebih jauh lagi upaya-upaya preventif, yang sifatnya mengantisipasi agar permasalahan jangan sampai terjadi, dapat dilaksanakan, utamanya yang sifatnya permasalahan sosial, seperti berbagai konflik di tengah masyarakat. Hal tersebut disampaikan Bupati Sleman pada acara Forum Komunikasi Muspida dengan tokoh-tokoh agama di Aula lantai III Jumat 14 Oktober 2011. Acara diikuti oleh sekitar 100 orang yang antara lain terdiri dari tokoh agama, utusan kecamatan se Kabupaten Sleman, aparat dari Polres Sleman, Kodim 0732 Sleman dan para Danramil se Kabupaten Sleman.

Lebih lanjut disampaikan Bupati Sleman bahwa untuk mewujutkan hal tersebut pemerintah telah memfasilitasi terbentuknya forum yaang merupakan wadah bagi elemen masyarakat dalam rangka untuk turut menjaga daan memelihara keamanan dan ketentraman masyarakat, yaitu komunitas Intelejen Daerah (Kominda), forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) dan forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Tugas Kominda antara lain membantu Pemkab dalam memantau, membahas dan mengevaluasi perkembangan situasi aktual dibidang politik, ekonomi, sosial budaya, keamaanan dan ketertiban masyarakat yang berpengaruh terhadap segalaa aspek yang dapat menjadikan ancaman, gangguan, dan hambatan.  Sedangkan forum kewaspadaan Dini masyarakat ini bertugas menjaring, menampung, mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan data dan informasi dari masyarakat mengenai potensi ancaman keamanan dan gejala atau peristiwa bencana dalam rangka upaya pencegahan dan penanggulangannya secara dini. Sedang Forum Kerukunan Umat Beragama  dibentuk dalam rangka membangun, memelihara dan memberdayakan umat beragama.

Disampaikan pula oleh Bupati Sleman bahwa pada saat ini diperlukan peningkatan kewaspadaan dalam bidang ketertiban umum dan ketentraman masyaarakat antara lain dengan  melakukan pencegahan dini secara preventif untuk mengantisipasi kemungkinan meningkatnya potensi gangguan ketentraman daan ketertiban umum dan mengoptimalkan fungsi Kominda, FKDM dan FKUB. Juga meningkatkan fungsi masyarakat dalam menjaga keamaanan diwilayah maasing-masing tanpa harus mengandalkan aparat keamanan. Serta masyarakat untuk menerapkan metode siskamling, meningkatkan peran RT dan RW dalam mengintensifkan kembali kewajiban warga melapor 1 X 24 jam  untuk tamu yang menginap, dan mengingatkan kepada masyarakat untuk melaporkan kepada aparat secara berjenjang apabila ada ketidaklaziman dilingkungannya.

Bertindak sebagai narasumber dalam forkom tersebut adalah Kapolres Sleman   Irwan Ramaini, Dandim 0732 Sleman Satrijo Pinandojo dan Anton dari BIN. Dalam kesempatan tersebut para nara sumber berharap agar masyarakat mampu menjaga ketentraman dan ketertiban di wilayahnya masing-masing. Kalau keamanan di wilayah masing-masing sudah terbentuk dan kondisi yang kondusif maka Kamtibmas di Kabupaten Sleman akan terjaga dengan baik.***



Isi situs bersifat informatif bukan merupakan legal opinion dari Pemerintah Kabupaten Sleman. Apabila terdapat data elektronik based yang berbeda dengan data resmi paper,
maka yang menjadi acuan adalah data resmi paper based.