1
Dec
Sebagai salah satu daerah tujuan wisata di DIY, Sleman kembali menerima kunjungan dari siswa-siswa ‘National Junior College-Leadership Development Commitee Singapore’. Sejumlah 15 siswa sekolah di Singapura ini berkunjung ke Kabupaten Sleman beserta dua orang pembimbingnya. Bupati Sleman mengaku bangga menjadi tempat tujuan sekolah ini selama di Indonesia. Hadir mendampingi Bupati Sleman dalam penerimaan kunjungan ini adalah Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman Drs. Untoro Budiharjo, dan beberapa pejabat lainnya.
Mr. Isaac Chew sebagai salah satu guru pembimbing menyampaikan bahwa kunjungan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui tentang perkembangan pemerintahan di Kabupaten Sleman. Siswa-siswa yang dipersiapkan untuk menjadi pemimpin-pemimpin masa depan di Singapura ini ingin belajar banyak mengenai pemerintahan kepada jajaran pimpinan di Kabupaten Sleman. Dalam diskusi yang berlangsung seru ini, para siswa banyak bertanya tentang perwujudan visi dan misi Kabupaten Sleman terkait perwujudan masyarakat sejahtera dan kesetaraan gender.
Terkait dengan bencana erupsi Merapi, seorang siswa menanyakan tentang kendala terbesar yang saat ini dihadapi oleh pemerintah Kabupaten Sleman. Bupati Sleman menjelaskan bahwa saat ini Pemkab Sleman berusaha untuk mengevakuasi penduduk yang awalnya berlokasi di daerah rawan bencana untuk direlokasi di tempat yang lebih aman. Akan tetapi program ini terkendala pola pikir masyarakat yang belum dapat hidup berdampingan dengan alam (living in harmony). Oleh karena itu perubahan pola pikir ini akan dilakukan melalui beberapa langkah fasilitasi bagi warga yang bersedia untuk relokasi. Diharapkan nantinya warga yang bersedia relokasi ini dapat mempersuasi warga yang lain untuk turut serta mendukung program pemerintah.
Selain itu, para siswa juga bertanya tentang upaya pemerintah dalam mewujudkan kepariwisataan yang berkesinambungan di Sleman. Dijelaskan oleh Sri Purnomo bahwa salah satu upaya untuk itu adalah menjadikan setiap kecamatan sebagai pusat pengembangan kebudayaan sehingga dapat mendayagunakan dan menggali potensi daerah bagi kesejahteraan warga di daerah tersebut pula. Ditegaskan pula oleh Sri Purnomo bahwa untuk menjamin kesejahteraan masyarakat, pemerintah berupaya menjalankan pemerintahan yang berkeadilan gender. Dalam setiap seleksi pegawai di tiap lini pemerintahan, pemilihan pegawai didasarkan pada kapasitas setiap pegawai bukan berdasarkan jenis kelamin orang yang bersangkutan.
Ketika ditanya tentang pendapatnya mengenai pemilihan kepala daerah secara langsung, Sri Purnomo menanggapi bahwa pemilihan secara langsung merupakan perwujudan tertinggi sistem demokrasi di Indonesia. Meskipun terdapat efek negatif dari proses ini, namun Sri Purnomo yakin bahwa pemilihan secara langsung dapat menjamin tersampaikannya aspirasi masyarakat dengan lebih baik dan adanya fairness. Terakhir, Sri Purnomo berpesan agar para siswa dapat belajar lebih giat sehingga nantinya dapat menjadi pemimpin-pemimpin yang mampu memajukan dan mensejahterakan negerinya.
1
Dec
Pencanangan penanggulangan HIV dan AIDS ini juga sekaligus menandai dimulainya program Pemkab Sleman bersama Komisi Penanggulangan Aids Kab. Sleman dalam upaya penanggulangan HIV-AIDS khususnya di tempat kerja. Kegiatan ini juga selaras dengan tema Hari AIDS Sedunia pada tahun ini, yang mengambil tema “Lindungi Pekerja dan Dunia Usaha Dari HIV dan AIDS”, yang membawa pesan slogan kampanye, ”STOP HIV dan AIDS, Hapuskan Stigma dan Diskriminasi di Dunia Kerja” Di Indonesia.Hal tersebut disampaikan bupati sleman dalam sambutan pada acara pencanangan penanggulangan HIV dan AIDS di PT. Westapusaka Kusuma Kamis 1 Desember 2011. Lebih lanjut disampaikan bahwa program penanggulangan HIV-AIDs, telah menjadi salah satu Program Kegiatan Kab. Sleman sebagai upaya untuk mewujudkan visi Pembangunan Kabupaten Sleman yaitu terwujudnya masyarakat yang lebih sejahtera lahir dan batin, berdaya saing serta berkeadilan gender. Untuk mewujudkan visi tersebut maka terlebih dahulu harus terwujud masyarakat Sleman yang sehat baik jasmani maupun rohani. Terwujudnya masyarakat Sleman yang sehat, berarti masyarakat yang terbebas dari berbagai penyakit, serta masyarakat yang dapat mengelola dengan baik dirinya serta masyarakat yang lain jika terkena suatu penyakit, sehingga masyarakat tetap bisa produktif, berkarya dan berguna. Selain itu, program penanggulangan HIV – AIDS juga merupakan komitmen Pemkab Sleman untuk mendukung tercapainya target MDGs ke-6 yaitu Perang Terhadap HIV dan AIDS.
Lebih lanjut Bupati mengatakan, setiap tahun kita selalu berkampanye dalam upaya penanggulangan HIV – AIDS. Bahkan setiap tanggal 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia. Ini adalah salah satu upaya mengingatkan kita, agar mampu berbuat sesuatu dalam menyelamatkan generasi bangsa dari HIV dan AIDS. Perlu saya sampaikan bahwa jumlah kasus baru HIV – AIDS pada Triwulan II 2011 di Kabupaten sleman mencapai 17 orang, sehingga secara kumulatif sampai dengan pertengahan tahun 2011 tercatat jumlah kasus HIV-AIDS sebanyak 319 orang atau 24 % dari jumlah kasus HIV – AIDS di Propinsi DIY. Sungguh kondisi yang memprihatinkan bagi kita semua. Kita sadari bersama bahwa upaya mengatasi epidemi HIV dan AIDS ini, hanya akan berhasil bila semua komponen masyarakat bersatu dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS dengan didukung oleh komitmen yang tinggi dan kepemimpinan yang baik dari pemerintah. Oleh karena itu, bupati menyambut baik tema peringatan Hari
Aids Sedunia Tahun 2011 yang difokuskan pada pekerja dan dunia usaha, mengingat sebagian besar pengidap HIV dan AIDS ada pada usia produktif.
Dukungan dunia usaha dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS secara keseluruhan sangatlah penting. Melalui upaya-upaya pencegahan HIV dan AIDS di tempat kerja diharapkan dapat mencegah kerugian akibat dampak HIV dan AIDS pada dunia usaha, sekaligus memutus salah satu mata rantai penularan HIV pada kalangan pekerja yang merupakan bagian dari mata rantai penularan di masyarakat. Konstribusi penting yang dapat dilakukan oleh dunia usaha dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS antara lain adalah melalui kebijakan penanggulangan HIV dan AIDS di tempat kerja. Kebijakan tersebut dapat dikembangkan untuk meningkatkan perlindungan pekerja dari HIV dan AIDS sekaligus untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pekerja serta memelihara produktivitasnya. Ketidak tahuan tentang HIV AIDS, justru akan berakibat negatif khususnya pagi penderita AIDS. Selama ini, menurut bupati, masyarakat cenderung menyingkirkan mereka dan memberikan stigma negatif kepada mereka.
Para penderita AIDS adalah manusia biasa yang butuh empati dan dukungan moral dari lingkungan. Dengan pemahaman yang komprehensif tentang HIV AIDS maka kita akan menjadi lebih peduli terhadap penderita AIDS, sehingga secara tidak langsung, kita turut serta meringankan beban para penderita HIV AIDS. Dengan pemahaman yang komprehensif dan detail tersebut, kita juga akan menjadi tahu bagaimana sebenarnya penularan HIV AIDS, sehingga kita bisa membentuk manajemen diri agar diri kita, keluarga kita, dan lingkungan kita, tidak tertular HIV AIDS. Dengan demikian kita turut dalam gerakaan penanggulangan HIV AIDS.
Sedangkan Drs. Bambang Hendro Sutanto, MM dalam laporanya antara lain menyampaikan bahwa tujuan pencanangan penanggulangan HIV dan AIDS untuk meningkatkan pemahman, komitmen dan kepedulian seluruh unsur masyarakat khususya di dunia usaha dan dunia kerja dan sektor terkait di tingkat pusat maupun daerah berkaita dengan penanggulangan HIV dan AIDS agar terlaksana secara terpadu dan terkoordinasi antar sektor pemerintah, swasta, LSM dan masyarakat dalam menekan laju epidemi HIV dan AIDS di Indonesia, khusunya di kabupaten sleman. Ditambahkan pula bahwa pada peringatan Hari AIDS sedunia di kabupaten diisi dengan berbagai kegiatan antara lain penyuluhan kepada tenaga kerja megenai bahaya dan penanggulangan penyakit HIV dan AIDS pada tanggal 3 Desember 2011 di PT. Adi Satria Abadi, Road Show oleh pusat Informasi dan konsultasi Remaja (PIKR) pada tanggal 1 Desember 2011 di perempatan Denggung dan perepatan Depok.Penyuluhan bagi pengusaha pada tanggal 0
Desember 2011 di Grha Sarina Vidi, penyuluhan di LP kelas II Sleman pada tanggal 9 Desember 2011. Sedang peserta dalam pencanangan penanggulangan HIV dan AIDS di PT Westapusaka Kusuma tersebut karyawan PT.Westapusaka Kusuma sebanyak 1000 orang. Sementara pencangan itu sendiri ditandai dengan pembukaan selubung papan nama oleh bupati sleman Sri Purnomo.
29
Nov
Peringatan HUT ke-40 KORPRI tahun 2011 di Kabupaten Sleman ditandai dengan upacara bendera di lapangan Pemkab Sleman, Rabu, 29 November 2011 dengan Inspektur Upacara Sekda Sleman dr. Sunartono, M.Kes. Upacara diikuti pejabat Sleman mulai dari Assek, Kabag, Kepala Dinas dan Instansi di lingkungan Pemkab Sleman. Sebagai peserta upacara PNS & CPNS dilingkungan Pemkab Sleman.
Bupati Sleman dalam sambutan yang dibacakan Sekda Sleman mengatakan tema nasional peringatan HUT ke-40 KORPRI tahun 2011 ini adalah “Dengan Semangat HUT KE-40 KORPRI Kita Tingkatkan Pembinaan Jiwa Korps Pegawai Republik Indonesia Dalam Ke-Bhineka-an Guna Memperkokoh Persatuan Dan Kesatuan NKRI Serta Mendukung Keberhasilan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi”. Seperti yang disampaikan oleh Presiden RI selaku Penasihat Nasional KORPRI, tema HUT KORPRI tahun ini memiliki tiga kata kunci yaitu : 1. Meningkatkan pembinaan jiwa KORPRI dalam ke-Bhineka-an, 2. Memperkokoh persatuan dan kesatuan NKRI, dan ke-3. Kata kunci itu memiliki keterkaitan satudengan yang lain yang sangat penting dalam keberhasilan pelaksanaan tugas aparatur pemerintah.
Saat ini adalah saat yang tepat untuk meningkatkan pembinaan jiwa KORPRI dalam kebhinekaan, karena jiwa KORPRI adalah jiwa dan semangat warga bangsa yang majemuk. Jiwa KORPRI adalah jiwa yang mengemban amanah untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Jiwa KORPRI adalah jiwa pengabdian tanpa membeda-bedakan asal-usul, agama, etnis serta budayanya. Terkait dengan upaya reformasi birokrasi, kebijakan rekruitmen pegawai dan juga pengembangan karir PNS di Kabupaten Sleman juga menghargai nilai-nilai ke-Bhineka-an tersebut. Penerimaan pegawai maupun karir pegawai senantiasa terbuka untuk umum, semua memiliki kesempatan yang sama.
Kompetensi dan komitmen yang menjadi pertimbangan, dengan harapan agar PNS Pemkab Sleman merupakan orang-orang pilihan yang siap dan bersedia bekerja profesionalisme dan membangun Sleman yang lebih sejahtera. Oleh karena itu marilah dengan semangat kebhinekaan, kita tingkatkan kerukunan serta semangat saling menghargai dan menghormati perbedaan untuk meningkatkan nasionalisme dan profesionalisme dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam menyelenggarakan reformasi birokrasi. Reformasi birokrasi merupakan sebuah tuntutan yang harus di realisasikan. Keberhasilan reformasi birokrasi sangat ditentukan oleh profesionalisme, komitmen dan kekompakan seluruh PNS. Oleh karena itu kita harus menata diri agar mampu mengemban tugas secara optimal. Kita juga harus selalu memantapkan jiwa korps dan meningkatkan soliditas serta solidaritas agar dapat menjawab tantangan serta mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat tanpa diskiriminatif.
Peringatan HUT KORPRI ini juga merupakan momentum yang tepat bagi kita untuk meningkatkan kepedulian dan rasa solidaritas kita kepada sesama warga masyarakat Sleman. Terlebih lagi karena pada saat ini kita sedang melaksanakan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana erupsi Merapi. Pada saat ini kita sedang mengejar target agar pembangunan 556 hunian tetap bagi warga masyarakat dapat terpenuhi. Prioritas kita adalah untuk menyiapkan lahan bagi pembangunan hunian tetap sehingga kita dapat meneruskan upaya rehabilitasi dan rekonstruksi di wilayah terdampak bencana.
Selesai upacara juga diserahkan secara simbolis penghargaan satya lencana bagi PNS yang telah mengabdi selama 30, 20 dan 15 tahun. Selanjutnya diteruskan dengan Ziarah ke makam DR. Wahidin Sudiro Husodo Sleman yang dipimpin oleh Assek I H. Sunaryo, SH.