Arsip Kategori: Berita

9
Feb

Huntap Bantuan Q-Tel Diresmikan

Sleman terbuka kepada pihak manapun yang inginmemberikan bantuan kepada masyarakat korban erupsi merapi dalam bentuk apapun, namun demikian sleman berharap agar dapat dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Pemkab Sleman, sehingga dalam pelaksanaannya nanti tidak melanggar kebijakan pemerintah yang telah ditetapkan. Hal tersebut disampaikan bupati Sleman Drs. Sri Purnomo saat peresmian huntap Cancangan Wukirsari Cangkringan Rabu 8 Pebruari 2012.  Ditambahkan oleh Bupati sleman   bahwa terkait dengan huntap bantuan Q tel ini Pemkab akan berupaya untuk segera memproses dari sisi administrasi dan perijinannya sehingga diharapkan tidak akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Diharapkan pula bahwa bantuan dari Q-Tel ini masih dapat berlanjut. Terlebih setelah kebutuhan papan dapat terpenuhi, masyarakat masih membutuhkan penghasilan untuk kelanjutan hidup mereka.

Ditambahkan Sri Purnomo bahwa proses pembangunan huntap bagi warga korban erupsi Merapi, Sleman berkomitmen agar pembangunan huntap dapat selesai pada tahun 2012 ini. Pembagunan kembali huntap di wilayah sleman bagi 3023 unit huntap memerlukan lahan seluas 36.828 Ha. Dari kebutuhan lahan tersebut 34.53 Ha menggunakan tanah kas desa. Pada saat ini tanah kas desa yang telah dibangun seluas 2,8 Ha, luas lahan yang sudah siap bangun seluas  5.7 Ha. Sisanya pada saat ini sedang dalam proses pembebasannya dapat terselesaikan pada tahun ini pula. Disampaikan pula bahwa sampai saat ini, telah terdapat 2308 KK yang telah siap melaksanakan pembangunan huntap.

Sedangkan Adel AlMutawa selaku Direktur Eksekutif Qatar Telecom untuk bidang Komunikasi dan Humas dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa pentingnya proyek social ini yaitu mendirikan rumah bagi puluhan keluarga korban yang kehilangan rumah akibat erupsi merapi. Ditambahkan pula bahwa perumahan Q Tel Village dilengkapi dengan toko, masjid, sarana air bersih, area bermain anak, jalan dan saluran pembuangan air. Q Tel Village berdiri diatas tanah seluas 7.450 M2 yang dibeli khusus oleh Qatar Telecom untuk pembangunan proyek sosial ini.

Pembanguan rumah Q Tel Village ini sebanyak 92 unit dengan masing-masing luas tanah 90 M2 dan luas bangunan 42 meter persegi. Masing-masing unit rumah memiliki 2 kamar tidur, ruang keluarga, kamar mandi, dapur, halaman depan dan meter untuk listrik dan air. Dan para keluarga akan mendapatkan kepemilikan penuh atas tanah dan bangunan. Selain bantuan rumah, Qatar Telecom telah melaksanakan 3 tahap bantuan sembako di shelter korban erupsi merapi. [i]Sembako yang didistribuasikan tidak kurang dari 27 ton terdiri beras, gula, tepung, mie instan, minyak, dan juga alat kebersihan. Yang jelas nilai total dari berbagai proyek amal untuk becana  erupsi merapi ini mencapai Rp.8,5 Milyar dan disalurkan dengan tujuan untuk melanggengkan hubungan sosial kemasyarakatan antara Qatar Telecom dan rakyat Indonesia. Sedangkan rumah yang siap huni yang diresmikan dan bertempat di satu komplek Cancangan tersebut sebanyak 58 rumah, sedangkan lainnya dalam proses penyelesaian yang tersebar di beberapa tempat.

 Sementara ini Dirjen Linjamsos Departemen PU Dr. Andi Zaenal Dulung dalam sambutannya antara lain menyampaikan bahwa bantuan perumahan ini diharapkan mampu mengurangi beban masyarakat yang terkena bencana. Kriteria yang dapat rumah dari Q-Tel tersebut antara lain mereka yang tidak ada suami, anak banyak dll. Untuk  hidup lebih nyaman sesama penghuni Huntap ini diharapkan  saling bekerjasama dalam setiap kegiatan kemasyarakatan, juga perlunya dipupuk kearifan lokal. Yang perlu diperhatikan adalah bukan hanya rumah, tetapi bagaimana mengembalikan seperti semula artinya kegiatan yang telah dilakukan sebelum erupsi Merapi dengan penghasilan yang bisa diharapkan.

Hadir dalam kesempatan tersebut antara Komisaris utama Qatar telecom Yang Mulia Syaikh Abdullah bin Muhammad bin Saud Althani, Direktur Eksekutif Qatar Telecom untuk bidang Komunikasi dan Humas, Adel AlMutawa, Camat Cangkringan Bambang N, Kapolsek Cangkringan Sudalidjo, Danramil Cangkingan Arly Iskadar dll. Peresmian Huntap Q-Tel Village ditandai dengan pemukulan gong oleh Bupati Sleman, penandatangan prasasti, Penyerahan kunci, pengguntingan pita dan pembukaan selubung papan nama Masjid.

9
Feb

PBB-P2 Menjadi Pajak Daerah

Pemerintah Kabupaten Sleman  menyambut baik dan mendukung sepenuhnya Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan  Pedesaan dan Perkotaan (PBB-P-)2 menjadi pajak daerah. Untuk menindaklajuti Undang-undang 28 tahun 2009 tentang  pajak daerah dan retribusi daerah, Pemerintah Kabupaten Sleman bersama DPRD kini tengah  menyelesaikan  rancangan peraturan daerah tentang pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan  yang diharapkan tahun 2012 raperda tersebut dapat ditetapkan sebagai peraturan daerah. Hal tersebut dikatakan Bupati Sleman Sri Purnomo  ketika memberikan sambutan sosialisasi pengalihan Pajak Bumi dan Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan PBB-P2 menjadi pajak daerah hari ini, 8 Februari 2012 di Hotel Sahid.

Menurut Sri Purnomo, pengalihan PBB-P2 menjadi Pajak daerah diharapkan dapat memberikan tambahan yang cukup signifikan terhadap PAD mengingat potensi penerimaan PBB-P2 selama lima tahun terakhir ini terus mengalami peningkatan. Hal itu terbukti  pada tahun 2007 realisasi penerimaan PBB-P2 mencapai Rp 26, 24 milyar, 2008 meningkat menjadi Rp 38,91 milyar, 2009 meningkat menjadi Rp 40,88 milyar. Meski ditahun 2010 Kabupaten Sleman terjadi musibah erupsi merapi, namun realisasi penerimaan PBB-P2 mampu mencapai Rp 44,15 milyar. Sedangkan tahun 2011 lalu realisasi pendapatan PBB-PB di Kabupaten Sleman kembali meningkat menjadi Rp 46,21 milyar. Dengan adanya pengalihan PBB-P2 menjadi pajak daerah berarti hasil penerimaan pajak dan pengelolaan sepenuhnya oleh daerah yang tentunya penerimaan PBB-P2 di Kabupaten Sleman akan semakin meningkat.

Selain berpotensi menambah PAD dengan adanya pengalihan tersebut, permasalahan di lapangan dapat diselesaikan, salah satunya adalah pemberlakukan yang sama antara tanah pertanian dan non pertanian. Untuk mempertahankan lahan pertanian di Kabupaten Sleman Pemkab Sleman memberlakukan khusus untuk PBB lahan pertanian. Hal itu karena banyak terjadi lahan-lahan yang berada diwilayah pemukiman besarnya pajak tidak sepadan dengan hasil lahan tersebut, sehingga untuk membayar pajak terasa berat, akhirnya lahan pertanian justru dijual.Untuk menarik masyarakat tidak menjual atau merubah fungsi lahan pertanian, Pemkab Sleman memberikan reward kepada masyarakat yang tetap mempertahankan lahan pertaniannya dalam bentuk mengurangi nilai pajak bagi lahan pertanian. Dengan demikian pengalihan PBB –P2  menjadi pajak daerah secara tidak langsung juga mendukung upaya Pemkab sleman mewujudkan ketahanan pangan. Oleh karena itu dalam pengelolan pajak di Kabupaten Sleman harus ditangani dengan penuh kehati-hatian agar tidak mengundang permasalahan  yang tidak terselesaikan. Untuk merelaisaikan hal itu, Bupati Sri Purnomo meminta dukungan dan keseriusan para aparat pelaksanaan  mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan hingga desa.

Sementara itu, Direktur Jendral Perimbangan keuangan Kementrian Keungan RI Ardiansyah mengatakan bahwa mengingat pengalihan PBB-P2 dan BPHTB memerlukan persiapan yang tidak sedikit,  maka dalam UU nomor 28 tahun 2009 masih diatur dalam masa trasisi. Dalam aturan itu , BPHTB mulai dipungut daerah tanggal 1 janurai 2011. Sedangkan PBB-P2 dapat dipungut daerah sejak tanggal 1 Januari 2011 dan paling lambat 1 januari 2014 mendatang.

Sosialisasi pengalihan pajak bumi dan pembangunan pedesaan dan perkotaan PBB-P2 menjadi pajak daerah sehari itu, diikuti sekitar 100 peserta dari aparat pelaksanan dari tingkat kabupaten, kecamatan hingga desa di Kabupaten Sleman. Tampil sebagai kunci pembicara  Direktur Jendral Kementrian Keuangan RI, Marwanto Harjowiryono yang diwakili direktur Jendral Perimbangan Keuangan Kementrian Keuangan RI Ardiansyah. Kegiatan yang diselenggarakan Kementrian Keuangan RI bekerjasama Pemkab Sleman juga menampilkan para pembicara antara lain Komisi XI DPR RI, Muhammad Hatta, Anggota Komisi sebelas  DPR-RI Sumaryati Aryoso dan Kasubdit Pajak Daerah dan Retribusi Daerah PDRD II Kemenkeu RI Jamiat Aris dan dari Kanwil  Direktorat Jendral Pajak DIY, Taufik.

8
Feb

Pasar Ikan KPI Mina Kepis Peroleh Bantuan Fasilitas Parkir Dan Drainase Dari Bank Indonesia

Dengan adanya program kepedulian sosial dari Bank Indonesia, diharapkan petani ikan di Kabupaten Sleman kedepan akan lebih semangat  membudidayakan ikan air tawar yang tentunya dapat mensejahterakan kelompok perikanan di wilayah itu. Hal tersebut dikatakan Bupati Sleman Sri Purnomo ketika meresmikan fasilitas lahan parkir dan drainase Pasar Ikan Kelompok Mina Kepis Dusun Burikan, Sumberadi, Mlati Sleman, Selasa 7 Februari 2012. Menurut Sri Purnomo, berdasarkan data yang ada dalam pertahunnya kebutuhan konsumsi ikan di wilayah DIY sebesar 90.000 ton ikan. Sementara produksi perikanan yang ada di DIY, baru mencapai 70.000 ton ikan atau defisit 20.000 ton pertahunnya dan itu dipenuhi dari luar DIY.

Dari sekitar 70.000 ton produksi ikan per tahun di DIY tersebut, masyarakat  perikanan Sleman telah mampu memberikan kontribusi 28%nya. Dan dari tahun ke tahun produksi ikan di Sleman semakin meningkat. Dengan demikian ke depan usaha budidaya perikanan akan menjadi sektor usaha unggulan di Sleman. Potensi usaha perikanan kedepan mempunyai peluang yang cukup menjanjikan untuk terus ditingkatkan. Untuk itu kelompok budidaya ikan di Kabupaten Sleman perlu meningkatkan produktivitas yang  diimbangi lahan budidaya ikan.

Sri Purnomo juga mengingatkan kepada petani ikan di wilayah Kabupaten Sleman jangan takut ikan yang dibudidayakan selama ini tidak laku, mengingat kesadaran masyarakat kedepan untuk mengkonsumsi ikan terus mengalami peningkatan, dan itu diiringi bertambahnya jumlah penduduk di wilayah DIY. Dengan adanya keterlibatan Bank Indonesia dan jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM diharapkan dapat terus dikembangkan bersama, sebagai sarana pembelajaran dan pengetahuan bagi anggota kelompok perikanan di Kabupaten Sleman.

Dalam kesempatan tersebut Pimpinan Bank Indonesia Yogyakarta, Dewi Setyowati mengatakan kegiatan yang didasarkan pada nota kesepahaman antar BI Yogyakarta dengan Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman No. 13/10/DKBU/Yk ; No 523/3734 tanggal 29 Juli 2011 tersebut, lebih difokuskan pada pembinaan dan pengembangan satu kelompok pembudidayaan Ikan Mina Kepis di Dusun Burikan Sumberdadi, Mlati, Sleman. Selain itu merupakan bagian program pengembangan sektor riil dan UMKM Bank Indonesia dalam bentuk bantuan teknis metode program percontohan yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi kelompok budidaya ikan air tawar lain di Kabupaten Sleman. Pengembangan kluster ikan air tawar dilokasi itu, untuk meningkatkan nilai tambah atau produksi dan mensejahterakan bagi anggota kelompok itu.

Pada kegiatan tersebut juga dilakukan pengumuman lomba kelompok perikanan yang diikuti 10 Kelompok Perikanan unggulan di wilayah Kabupaten Sleman. KPI Mina Jaya menjadi juara pertama, juara kedua yaitu KPI Mina Soka Makmur dan juara ketiga dimenangkan KPI Mina Kepis . Sementara untuk juara harapan pertama, kedua dan ketiga masing-masing dimenangkan KPI Mina Mulya, KPI Planet Ikan Hias dan KPI Mina Taruna. Para pemenang lomba mendapat hadiah berupa uang pembinaan.

Isi situs bersifat informatif bukan merupakan legal opinion dari Pemerintah Kabupaten Sleman. Apabila terdapat data elektronik based yang berbeda dengan data resmi paper,
maka yang menjadi acuan adalah data resmi paper based.