Badan Kesbanglinmas Selenggarakan Pelatihan Penanggulangan Kebakaran
Sampai saat ini peran pemadam kebakaran masih dipandang sebelah mata, setelah ada kejadian baru orang tahu peran pemadam kebakaran. Padahal kalau tidak ada kejadian kebakaran justru itu yang diharapkan bukan saja oleh pemadam kebakaran tetapi masyarakat menginginkan hal tersebut tidak terjadi. Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan Penanggulangan Bencana kabupaten Sleman Drs. Urip Bahagia saat membuka penyuluhan dan pelatihan penanggulangan bahaya kebakaran di Unit I Pemkab Sleman Kamis 15 Juli 2010.
Pelatihan dimaksudkan untuk menambah pengetahuan bagi petugas baik dinas sendiri maupun peserta dari perusahaan yang ada di kabupaten Sleman. Karena pada prinsipnya setiap kegiatan berpotensi kejadian baik kejadian yang lain maupun kejadian kebakaran meskipun itu tidak diinginkan. Untuk mengantisipasi hal tersebut tentunya kesiapan dini perlu dilakukan. Salah satunya dengan pelatihan pemadam kebakaran. Peralatan dan sarana pemadam kebakaran untuk SPBU memang sudah disiapkan dan itu merupakan prasyarat yang harus dipenuhi sedangkan untuk perusahaan belum tentu hal tersebut disiapkan. Kaarena sampai saat ini prasyarat untuk perusahaan belum dikaitkan dengan prasyarat pemadam kebakaran bila terjadi kebakaran.
Ditambahkan Urip bahwa kedepan secara terus menerus akan dilakukan pembinaan bagi perusahaan dalam rangka penanggulangan kebakaran. Disamping itu perusahaan bisa minta untuk dilakukan pembinaan dan pelatihan bagi tenaga perusahaan. Sementara itu pada tahun 2009 di Kabupaten Sleman telah terjadi 60-70 kebakaran dan penyebab yang paling tinggi adalah karena hubungan arus pendek/listrik. Untuk mencegah terjadinya kebakaran di perusahaan-perusahaan maka pada tahun depan Dinas akan lebih serius untuk melakukan pemeriksaan pada perusahaan di Sleman. Yang jelas tambah Urip bahwa untuk mencegah bahaya kebakaran maka segala sesuatunya harus disiapkan lebih dulu termasuk tenaga yang terampil dan peralatannya. Menyinggung seringya terjadi kebakaran, hal yang perlu diperhatikan antara lain dalam mengisi minyak jangan sampai luber atau jangan biarkan minyak didalam kompor kosong, jangan menaruh kompor terlalu dekat dengan dinding, dan kadang kurang diperhatikan yaitu jangan menaruh kompor gas disebelah kompor minyak. Apabila terpaksa, taruhlah kompor gas sekitar 1-2 meter dari kompor minyak. Untuk jaringan listrik jangan menempelkan stop kontak bertumpuk-tumpuk sebab akan menimbulkan panas dan meleleh, yang lama-lama bisa menyulut kebakaran.
Diingatkan pula oleh Urip Bahagia bagaimana jika kebakaran tak bisa dicegah, maka jalan yang ditempuh bila kompor terbakar yaitu memadamkannya dengan menggunakan karung atau kain yang telah dibasahi air, karena api terdiri 3 unsur yaitu unsur benda, udara dan panas. Dengan kain atau karung basah, konsepnya adalah menghilangkan unsur udara. Kain atau karung basah menutup pori-pori, sehingga mencegah udara masuk. Jangan sekali-kali menyiramkan air ke atas kompor yang terbakar. Cara ini tidak akan memadamkan, namun sebaliknya justru akan memperluas daerah yang terbakar. Jika kebakaran disebabkan listrik, putuskan aliran listrik secepatnya dan padamkan percikan apinya.
Sedangkan Kepala bidang penanggulangan bahaya kebakaran Joni Suhartana, SH dalam laporannya antara lain mengatakan bahwa maksud dan tujuan dilaksanakannya pelatihan ini untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada peserta tentangpenanggulangan bahaya kebakaran. Sedang tujuannnya untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mengoperasikan peralatan pemadam kebakaran baik secara tradisional maupun modern. Peserta penyuluhan dan pelatihan sebanyak 50 orang terdiri dari Tim pemadam kebakaran (TPK) dari instansi pemerintah maupun swasta dilingkungan kabupaten sleman. Bertindak sebagai nara sumber dari Kantor Perlindungan Masyarakat daan pemadam kebakaran kota Yogyakarta serta Badan Kesbanglinmas dan penanggulangan bencana kabupaten Sleman. Ditambahkan Joni Suhartono bahwa setelah pelatihan teori selesai maka akan dilajutnkan dengan praktek di lapangan tentang cara-cara pemadaman kebakaran.