Peringatan Puncak Acara Hari Jadi Sleman ke-98 ditandai dengan pelaksanaan sidang istimewa Paripurna DPRD Sleman, Rabu, 14 Mei 2014 di Gedung DPRD Sleman. Sidang Paripurna ini dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Drs. Sarjono, juga Wakil Ketua DPRD Rohman Agus Sukamto dan Ketua DPRD Kuswanto,SH. Dan dihadiri 21 anggota DPRD Sleman yang kesemuanya menggunakan pakaian adat Ngayogyakarto Hadiningrat. Demikian pula dengan Bupati, Wakil Bupati, Unsur Pimpinan Daerah, Sekda dan Assekda serta Kepala Dinas dan Instani di lingkungan Pemkab Sleman kesemuanya menggunakan busana adat Ngayogyakarta Hadiningrat.

Ketua DPRD Sleman Koeswanto, SH dalam sambutannya mengatakan bahwa hingar bingar kampanye dan pencoblosan kartu suara beberapa waktu yang lalu telah berjalan aman dan terkendali meski ada riak-riak kecil yang mewarnai, namun secara keseluruhan pesta demokrasi telah menghasilkan pilihan rakyat. Kuswanto menyoroti pembangunan di Kabupaten Sleman yang telah dirasakan di perkotaan maupun di pedesaan, dengan banyaknya bangunan yang tumbuh di lahan pekarangan maupun lahan sawah, bahkan lahan yang tidak jelas status tanahnya. Sleman harus mulai berbenah dalam pembangunan misalnya dalam pembangunan infrastruktur jalan, bukan hanya jalan yang dibangun tetapi juga drainase, trotoar untuk pejalan kaki juga harus diutamakan. Karena saat ini dengan adanya perkembangan pembangunan dan perekonomian di kota Yogyakarta yang merembet ke Kabupaten Sleman menjadikan lahan untuk pejalan kali sudah mulai di serobot untuk usaha ekonomi, parkir, menanam bangunan dan pot bunga yang menghambat para pejalan kaki.

Koeswanto juga menyoroti kehidupan masyarakat Sleman 5 atau 10 tahun yang lalu yang telah berubah, Perda tentang RTRW yang ditetapkan seakan tidak diindahkan lagi dalam pemberian IMB dan pemanfaatan lahan. Banyak lahan pertanian yang berubah fungsi menjadi permukiman atau berdiri bangunan dengan ketinggian yang belum juga ada aturannya. Juga munculnya apartemen atau rumah susun, pusat perbelanjaan dan hotel-hotel menjadikan seakan tidak berdaya akan dibawa kemana Sleman ke depan. Untu itu perlu duduk bersama dalam penyusunan RDTRK jangan sampai terulang perijinan yang telah kita berikan diganggu oleh kebijakan perijinan lain yang datang kemudian, sehingga orang berinvestasi di Slema menjadi tidak nyaman.

Sementara itu Bupati Sleman dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada para Pimpinan Pemerintah Kabupaten Sleman terdahulu, anggota legislatif dan para birokrat, seluruh masyarakat Sleman, swasta serta seluruh instansi vertikal yang berada di wilayah kabupaten Sleman, yang telah bekerja keras untuk kemajuan masyarakat Sleman, sehingga Kinerja  Penyelenggaraan Pemerintahan di Kabupaten Sleman memperoleh apresiasi tertinggi dari Pemerintah Pusat yaitu berupa penghargaan Samkaryanugraha Parasamya Purnakarya Nugraha dan juga  dalam puncak acara peringatan hari otonomi daerah ke 18 pada tanggal 25 April lalu. Penghargaan tersebut dan juga berbagai penghargaan yang lain yang diterima pada tahun ini yakni; penilaian Laporan Kinerja akuntabilitas Pemerintah Daerah tahun 2012 dengan nilai  “B”, Peringkat I Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) “Cinta Karya Bangsa”, The Best Champion Government Category dalam ajang Indonesia Digital Society Award (IDSA) 2014, dan Penghargaan Kabupaten Bebas Malaria.

Berbagai penghargaan tersebut memberikan konsekuensi dan tanggungjawab yang lebih besar bagiSleman , untuk  meningkatkan kinerja, kebersamaan dan kekompakan, sinergisitas di semua penyelenggara pemerintahan, masyarakat dan swasta.  Pada  tahun ke empat  masa jabatan saya dengan wakil Bupati, target  pencapaian visi Kabupaten Sleman yang telah ditetapkan sesuai Perda No. 9 Tahun 2010 tentang RPJMD 2011-2015 telah memberikan capaian sebagai berikut :

1. Sesuai dengan target kuantitatif pencapaian visi masyarakat Sleman yang sejahtera lahir dan batin dengan indikator pencapaian IPM tahun 2012 mencapai 79,39 point, dengan nilai komponen kesehatan 83,82, komponen pendidikan sebesar 86,40 serta komponen pendapatan sebesar 67,97. Nilai IPM tersebur meningkat dibandingkan perhitungan tahun sebelumnya sebesar 78,79.

2. Masyarakat berdaya saing di dalam visi yang secara kuantitatif ditargetkan pada pencapaian pertumbuhan ekonomi sebesar 5,98% pada tahun 2015, pada tahun 2013 tercapai 5,19%

3. Capaian masyarakat yang berkeadilan gender tergambarkan dari capaian Indeks Pembangunan Gender sebesar 75,76 meningkat dari tahun sebelumnya 74,75.

Pada saat ini masil banyak permasalahan yang harus diselesaikan bersama, diantaranya adalah angka kemiskinan yang masih 13,89% dari jumlah seluruh KK atau 45.037 KK  yang berada dalam kategori KK Miskin, tingkat pengangguran yang masih 6,47%, pengendalian lahan peralihan lahan, pengelolaan lingkungan dan juga target untuk wujudkan Sleman menuju Kabupaten layak anak.***