Sebanyak enam korban akibat tanah longsor yang terjadi di dusun Gedang Bawah, Sambirejo Prambanan. Dua diantaranya harus dirujuk ke Rumah Sakit karena mengalami patah tulang. Sementara empat diantaranya juga harus dilakukan rawat jalan karena mengalami luka ringan. Dua korban yang harus dirawat di Rumah Sakit tersebut perlu perawatan lebih lanjut karena luka yang diakibatkan tanah longsor dan tertimpa pohon tumbang. Bencana Tanah Longsor tersebut akibat hujan yang terus menerus mengguyur Padukuhan Gedang Bawah.

Sementara itu Penduduk yang lain yang kebetulan tidak mengalami luka-luka harus menginap di sebelah masjid An-Nur Gedang Bawah dengan mendirikan tenda sebagai barak pengungsian. Sementara korban fisik yang berupa bangunan ada dua rumah yang roboh tertimpa pohon yang tumbang dengan kerugian mencapai jutaan rupiah. Situasi inilah yang tergambarkan dalam simuasi bencana tanah longsor.

Dalam Simulasi tersebut melibatkan seluruh warga dusun Gedang Bawah yang mencapai 517 jiwa. Dari 517 jiwa tersebut 257 kaum laki-laki dan 260 nya kaum perempuan. Dusun Gedang Bawah Sambirejo Prambanan memang secara geografis rawan bencana tanah longsor, karena berada di bawah pegunungan dengan tebing yang curam dan tinggi. Simulasi yang melibatkan berbagai SKPD tersebut berjalan lancar dan sukses. Kesuksesan tersebut bisa dilihat dari masing-masing peran yang sangat menjiwai.  Misal orang yang gila hampir 90 % seperti orang gila sungguhan, termasuk peran pencuri yang ketangkap dan dihajar massa, untung diselamatkan polisi yang sedang paroli. Asdegan tersebut hampir mirip dengan kejadian yang sesungguhnya.

Sementara itu bupati sleman Drs. Sri Purnomo yang pada kesempatan tersebut sekaligus mengukuhkan Forum Pengurangan Resiko Bencana  “ Bandung Bondowoso “ antara lain menyampaikan bahwa  simulasi penanganan bencanaa tanah longsor di Gedang Bawah Sambirejo Prambanan tersebut berjalan lancar dan sukses, karena dari setiap peran dan adegan dan dilakukan dengan sangat baik dan luar biasa, seperti kejadian yang sebenarnya. Diharapkan dengan simulasi tersebut masyuarakat akan lebih siap dalam menghadapi segala kemungkinan misalnya bencana tanah longsor. Dikatakan pula oleh bupati bahwa  misalnya terjadi tindak kriminal misdalnya terjadi pencurian maka masyarakat jangan main hakim sendiri karena akan berakibat yang fatal, karena meskipun yang dihakimi pencuri maka yang kena sangnsi hukum juga yang menganiaya.

Sedangkan Plt. BPBD kabupaten sleman Topik Wahyudi, ST,MT dalam kesempatan tersebut melaporkan bahwa sosialisasi KRB ditujukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyaarakat, memadukan potensi unsur kelembagaan dan menerapkan rencana kontigensi menjadi rencaana operasi kedaruratan. Ditambahkan pula bahwa gladi lapang diikuti oleh 250 peserta yang rediri dari antara lain masyarakat 110 orang, peserta wajib latih 30 orang SMK N Berbah 10 orang.