Sementara banyak orang sibuk mencari lowongan kerja, Aray D Harjunatin, S.Pd justru mampu membuka lowongan kerja baru melalui kreativitasnya mengolah benih ikan nila menjadi keripik ikan nila yang bernilai ekonomis tinggi.

Bermula dari surplus benih

Aray D Harjunatin yang biasa dipanggil Aray memulai usahanya dengan berjualan ikan siap konsumsi. Melalui usaha ini Aray mengenal petani ikan nila dan lele yang mensuplai bahan baku usahanya.  Rupanya ide Aray tidak berhenti hanya dengan usaha ikan konsumsi. Sebagai upaya membantu pemasaran petani pembenih ikan nila yang sering mengalami kendala pada musim kemarau, Aray mengolah benih ikan nila yang tidak dipasarkan menjadi keripik ikan nila. Balibu, demikian nama usaha ini, yang merupakan akronim dari Bawah Lima Bulan. Aray memang hanya menggunakan ikan nila yang usia pembenihannya tidak lebih dari 3 bulan untuk menjamin kualitas produknya.

Ide ini kemudian dipresentasikan di Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman pada tahun 2009. Gayung bersambut, Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Sleman menyambut baik inovasi baru ini. Aray mendapat dukungan dalam bentuk modal dan peralatan pembuatan keripik ikan nila seperti mesin peniris minyak dan chiller pendingin tempat penyimpanan ikan.

Melalui usaha ini, Aray dapat membantu para petani pembenih ikan Kabupaten Sleman yang selama ini sangat bergantung pada tinggi rendahnya air selokan mataram untuk ternak ikan nilanya. Selain itu melalui usaha ini, Aray dapat membuka lapangan pekerjaan bagi karyawannya. Saat ini Aray telah mempekerjakan 4 orang karyawan tetap yang bertugas membersihkan ikan nila di rumahnya yang beramat di Jl. Kutilang Perum Sidoarum, Godean, Sleman. Bahkan Aray yang juga sempat mengabdi menjadi pekerja kontrak Perhutani Purworejo sebagai tenaga penyuluh ini,  sering diundang menjadi nara sumber diberbagai pelatihan bagi wirausaha muda. Talenta dan pengalaman menjadi tenaga penyuluh sangat membantu bapak satu anak ini untuk  menekuni dunia usaha ini,  ditengah-tengah pemerintah gencar mensosialisasikan masyarakat gemar makan ikan.

Proses pembuatan

Usaha Aray rupanya juga dapat membantu warga sekitar memperoleh penghasilan. Saat ini Aray mampu mempekerjakan 4 orang tenaga kerja dari lingkungan tempat tinggalnya di Jalan Kutilang Perum Sidoarum, Godean, Sleman. Proses pengerjaan yang mudah dan tidak         banyak memakan waktu memudahkan Aray dalam memproduksi kripik ini. Oleh karena itu, Aray tidak perlu mempekerjakan terlalu banyak orang dalam proses produksinya.

Untuk proses membersihkan ikan Aray mempekerjakan 4 orang dari Kelompok Tani Harum dari Kecamatan Gamping. Ikan yang sudah dibersihkan isi perut dan durinya kemudian dibumbui dan dimasukkan ke dalam lemari pendingin agar hasil gorengan nantinya menjadi lebih renyah. Setelah didinginkan ikan kemudian dibalut tepung untuk kemudian digoreng dan dikemas. Proses membumbui ikan dan menggoreng dilakukan langsung oleh Aray dan istrinya. Hal ini dilakukan untuk menjaga bumbu rahasia dan kualitas rasa ikan. “Kita memang lebih enak kerja dengan keluarga sendiri, apalagi pekerjaannya juga tidak terlalu berat,” tambah Aray pada tim Varia.

Untuk menambah cita rasa kripik ikan nilanya, Aray memiliki tips khusus. Krispi ikan nila ini melalui dua kali proses penggorengan untuk menambah kerenyahannya. Setelah dari lemari pendingin kemudian langsung digoreng dan sebelum kering diangkat dan ditiriskan. Setelah gorengan pertama dingin baru digoreng untuk kedua kalinya hingga gorengan kering dan renyah.

Berbasis kemitraan

Usaha kripik ikan nila ini rupanya telah mendorong perekonomian para petani ikan dan sejumlah tenaga kerja yang bergabung dalam usaha ini. Aray mengakui bahwa usaha ini tidak hanya erorientasi profit namun juga bertujuan untuk membantu para petani pembenih bibit ikan nila. Untuk itu, Aray hanya bermitra dengan kelompok Tani Mina Harum, Mina Kepis dan beberapa petani pembenih yang ada di Kabupaten Sleman. Dengan demikian Aray dapat berbagi hasil melalui kemitraan yang terjalin sehingga menjadi solusi permasalahan petani pembenih ikan.

Demikian juga dalam hal pemasaran, Aray juga menerapkan prinsip yang sama yang berbasis kemitraan. Meskipun telah mampu memasarkan hingga ke luar provinsi seperti Banjarmasin dan Jakarta namun Aray tetap mengirim produknya ke toko-toko dan rumah makan yang selama ini telah bermitra dengan Balibu meski dalam jumlah kecil.  Untuk memenuhi kebutuhan pemasaran ini, Balibu dikemas dalam 3 macam kemasan yaitu kemasan dengan berat 200 gram seharga 17.500, 500 gram seharga 45.000 dan kemasan 1000 gram seharga 90.000.

Saat ini, Aray juga bermitra dengan banyak produsen lain untuk menambah variasi produknya menjadi kripik ikan lele, keripik wader, keripik belut, keripik ikan tuna, keripik kulit ikan, abon nila, abon ikan tuna, otak-otak bandeng, bandeng presto dan aneka olahan ikan lainnya. Dengan basis kemitraan ini Aray juga menggemas produknya dengan berbagai label. “Saya yakin bahwa konsumen akan tetap mengenali cita rasa krispi ikan nila saya meskipun dengan label yang berbeda,” tutur Aray yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan (ASPPIN) Kabupaten Sleman. Dengan memegang prinsip iklas, tekun, dan jujur serta tidak mudah putus asa dalam menjalankan usaha, diyakini Aray akan membawa berkah dan rejeki yang telah diatur Yang Maha Kuasa.

Aray berharap dengan berbagai olahan ini, Aray dapat mendorong para petani ikan menambah penghasilannya. Disamping itu, usaha ini merupakan bentuk dukungan Aray dalam mensukseskan Program Gemar Makan Ikan yang tenggah dicanangkan Kabupaten Sleman.