Agenda besar menanti di Sleman pada bulan Februari mendatang. Pada tanggal 8-11 Februari 2012, akan digelar Festival Desa Wisata Indonesia, “Village Tourism 2012”di beberapa desa wisata di Kabupaten Sleman diantaranya yaitu Desa Brayut, Ketingan, Sambi dan Desa Pentingsari. Hal ini disampaikan dalam audiensi yang diadakan pada Kamis, 19 Januari 2012 antara Panitia Pelaksana Festival Desa Wisata Indonesia 2012 bersama Wakil Bupati Sleman, Yuni Satia Rahayu, SH, MM dan sejumlah instansi terkait.
Sleman dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan Village tourism karena Sleman memiliki jumlah desa wisata yang cukup banyak. Saat ini Sleman masih memiliki 35 desa wisata sedangkan sebelum erupsi Merapi 2010 yang lalu Sleman bahkan memiliki 38 desa wisata. Tiga desa wisata yaitu Kinahrejo, Gondang dan Petung tidak dapat dibangun kembali karena masuk kawasan rawan bencana. Brayut sendiri yang terpilih menjadi lokasi upacara pembukaan telah berhasil meraih penghargaan sebagai desa wisata terbaik dengan kearifan lokal yang dimilikinya.
Berdasar pemikiran tersebut maka Yayasan Harmoni 86 melalui Lembaga Pengembangan Desa Wisata (LPDW YH 86) bekerja sama dengan Forum Komunikasi Desa Wisata Kabupaten Sleman Yogyakarta membuat terobosan baru untuk mempromosikan desa wisata sebagai salah satu elemen industri pariwisata yang menguntungkan. Demikian seperti yang disampaikan oleh M. Lutfhie. AS, S.IP selaku ketua panitia pelaksana Festival Desa Wisata ini.
Untuk mendukung pelaksanaan festival desa wisata ini, Drs. Untoro Budiharjo, Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata berjanji akan memberikan dukungan dan kontribusi demi kelancaran pelaksanaan festival ini. Badan Promosi Pariwisata Sleman juga akan membantu kepesertaan dan pendampingan masyarakat di lokasi desa wisata tersebut. Untuk memeriahkan festval ini juga akan diselenggarakan sarasehan dengan tema ‘Potensi, Peluang dan Tantangan Pembangunan Desa Wisata di Indonesia Mewujudkan Masyarakat Sejahtera Melalui Pariwisata’ bersama Kemetrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Pakar Kepariwisataan dan Akademisi. Disamping itu juga akan diselenggarakan atraksi di desa wisaya dan dialog pagi tentang tata kelola desa wisata. Peserta nantinya juga akan diajak mengunjungi desa wisata lain (field trip) untuk melihat pameran kerajinan rakyat dan mengikuti lomba foto.